GAMBARAN BERAT BAYI LAHIR, UMUR LAHIR BAYI, DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF KAITANNYA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BADUTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAYUNG II KABUPATEN DEMAK

Latar Belakang: Masa anak balita merupakan kelompok yang rentan mengalami kurang gizi salah satunya adalah stunting. prevalensi stunting balita umur 0-23di Demak yaitu 22,1 % pada tahun 2016, Sedangkan prevalensi stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Sayung II tahun 2016 sebesar 39,6%.Tujuan Penelitian: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran berat bayi lahir, umur lahir bayi, dan pemberian ASI eksklusifkaitannya dengan kejadian stunting pada baduta di wilayah kerja puskesmas sayung II kabupaten Demak.Metode Penelitian: Penelitian ini mengunakan rancangan cross-sectional pada balita usia 6-23 bulan. Sampel yang digunakan berjumlah 89 yang diambil secara random sampling dari Data Pengambilan Data Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Sayung II. Data dilakukan cleaning dengan kriteria balita usia 6-23 bulan dan kuesioner yang terisi lengkap.Hasil: baduta yang stunting sebesar 40,5% dan tidak stunting 59,6%. Baduta dengan berat bayi lahir rendah sebesar 21,3% dan berat bayi lahir normal 78,7%. Baduta dengan umur lahir kurang bulan sebesar 28,1%. Pemberian ASI eksklusif mencapai 36%. Kejadian stunting cenderung terjadi pada baduta dengan berat lahir rendah yaitu 84,2% dibandingkan dengan baduta yang berat bayi lahir normal yaitu 28,6%. Kejadian stunting cenderung terjadi pada baduta dengan umur lahir kurang bulan yaitu 72% dibadingkan dengan baduta yang umur lahir cukup bulan yaitu 28,1%. Baduta yang tidak diberikan ASI eksklusif mengalami stunting sebesar 43,9% sedangkan baduta yang diberi ASI eksklusif yang stunting hanya 34,4%.Kesimpulan:baduta dengan berat bayi lahir rendah lebih banyak mengalami stunting daripada baduta dengan berat bayi lahir normal. Baduta dengan umur lahir kurang bulan lebih banyak yang mengalami stunting daripada baduta dengan umur lahir cukup bulan. Baduta dengan pemberian ASI secara tidak eksklusif lebih banyak mengalami stunting daripada baduta dengan pemberian ASI secara eksklusif. Disarankan bagi pelaksana program gizi untuk meningkatkan cakupun ASI eksklusif dan memberikan penyuluhan tentang 1000 hari pertama kehamilam pada ib