PERBEDAAN pH SALIVA PADA PEROKOK ELEKTRIK DAN TEMBAKAU

Rokok elektrik adalah alat sederhana yang dapat menyalurkan nikotin melalui sistem kerja baterai ke dalam tubuh manusia. Dan rokok tembakau merupakan salah satu bentuk olahan dari tembakau berbentuk gulungan tembakau yang di bakar dan dihisap. pH saliva adalah derajat keasaman saliva. pH saliva Dalam kedaan normal antara 5,6-7,0 dengan rata-rata pH 6,7. pH saliva dapat diukur dengan pH meter ataupun pH paper. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbadaan pH saliva antara perokok elektrik dan tembakau.Penelitian ini menggunakan metode eksperimental semu ( quasy eksperiment ). Desain yang digunakan adalah pre-test and post-test group. Sampel dalam penelitian ini ditentukan menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perokok elektrik dan kelompok perokok tembakau. Penentuan dalam sampel ini menggunakan teknik Purposive Sampling, dengan jumlah total 150 orang yang terdiri dari 85 orang sampel perokok elektrik dan 65 orang sampel perokok tembakau. Kedua sampel di ukur saliva sebelum dan sesudah menghisap rokok dengan pH meter. Data di analisis dengan uji independent t test dan Kolmogorov-Smirnov test.Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pH saliva sesudah menghisap rokok elektrik mengalami peningkatan jumlah pH saliva basa dari jumlah sebelum menghisap rokok elektrik pH saliva basa sebanyak 51 orang dan setelah menghisap rokok elektrik bertambah menjadi 55 orang. Sedangkan pH saliva sesudah menghisap rokok tembakau mengalami penurunan, sebelum menghisap rokok tembakau terdapat 27 orang dengan pH saliva netral dan setelah menghisap rokok tembakau mengalami penurunan, yaitu menjadi 16 orang dengan pH saliva netral. Sedangkan angka tertinggi pada pH saliva asam sebanyak 45 orang. Sehingga dapat di simpulkan bahwa pH saliva setelah menghisap rokok elektrik adalah Basa dan pH saliva setelah menghisap rokok tembakau adalah Asam