FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGANDENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD BAJAWA

Asfiksia adalah bayi tidak dapat bernapas spontan segera setelah lahir. Menurut WHO ( Word Health Organisation) tiap tahun sekitar 3% ( 3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir mengalami asfiksia. Hampir 1 juta bayi ini meninggal dunia. Angka kematian bayi di Indonesia tahun 2015 sebesar 22,23 per 1000 KH, angka ini menunjukan penurunan dari tahun 2014 yaitu 32 per KH namun angka ini belum mencapai target SDGs yaitu sebesar 12/1000 KH (Kemenkes RI 2015). Asfiksia menempati urutan kedua penyebab kematian bayi baru lahir di Indonesia yaitu sebesar 27% setelah Berat Badan Lahir Rendah 29% (Kemenkes RI 2015). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian asfiksia di RSUD Bajawa tahun 2018Penelitian ini dilakukan di wilayah RSUD Bajawa kabupaten Ngada. Menggunakan metode deskriptif analitik. Populasi semua bayi yang lahir dengan kejadian asfiksia jumlah 207 bayi. Teknik pengambilan sampel total sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui data sekunder dari rekam medis. Hasil penelitian dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil tidak ada hubungan antara umur dengan asfiksia (0,068), ada hubungan usia kehamilan dengan asfiksia (0,000), tidak ada hubungan berat badan lahir dengan kejadian asfiksia (0,095), ada hubungan air ketuban bercampur mekonial (0,001), ada hubungan presentasi janin dengan asfiksia (0,032), ada hubungan paritas dengan asfiksia (0,001), ada hubungan jenis persalinan dengan asfiksia (0,000)Hasil penelitian ini diharapkan agar tenaga kesehatan dapat melakukan sosialisasi tentang manfaat melakukan ANC secara rutin dan teratur terhadap kehamilan berikutnya serta sosialisasi kepada ibu untuk menjaga kondisi kehamilan berikutnya tetap dalam keadaan sehat dan normal guna mencegah asfiksia