ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM DENGAN POST SECTIO CAESAREA ATAS INDIKASI PREEKLAMSI BERAT PADA Ny. SDI BUDI RAHAYU RUMAH SAKIT UMUM TIDARMAGELANG

Mengacu pada WHO, Indonesia mempunyai kriteria angka sectio caesarea standar antara 15 - 20% untuk RS rujukan. Angka itu dipakai juga untuk pertimbangan akreditisasi Rumah Sakit (Gondo, 2010). Sectio caesarea merupakan salah satu metode pembedahan yang dilakukan untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI).Hasil dari SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2012, menyatakan bahwa sepanjang tahun 2007-2012 kasus kematian ibu melonjak naik. Pada tahun 2012 AKI mencapai 359 per 100.000 penduduk atau meningkat sekitar 57% bila dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2007, yaitu sebesar 228 per 100.000 penduduk. Hal ini disebabkan karena terjadinya bumil risti (ibu hamil dengan risiko tinggi) yang salah satunya adalah terkena hipertensi dalam kehamilan. Target tujuan pembangunan milenium (Millenium Development Goals/MDGs), yakni hanya 102/100.000 kelahiran tahun 2015 (SDKI, 2012).Penyebab langsung kematian maternal di Indonesia terkait kehamilan dan persalinan yaitu perdarahan, preekalmsi dan eklamsi, infeksi, partus lama, dan abortus (Kementian Kesehatan RI BPPSDMK, 2012).Dinkes melaporkan bahwa Angka Kematian Ibu pada tahun 2014 di kab/kota Jawa Tengah terdapat 711 kasus 126,55/100.000 kelahiranhidup. Tahun 2013 terdapat 675 Kasus 116,34/100.000 kelahiran hidup. Angka kejadian persalinan dengan sectio caesarea di Rumah Sakit Budi Rahayu RSU Tidar Magelang pada periode januari-agustus tahun 2015 sebanyak 562 persalinan, dengan sectio caesarea tanpa indikasi 27,93%, sectio caesarea indikasi preeklamsi berat 19,22%, sectio caesarea indikasi ketuban pecah dini 17,44%, sectio caesarea indikasi cephalopelvic disprorportion 13,34%, sectio caesarea indikasi letak sungsang 12,99%, sectio caesarea indikasi riwayat SC 8,54%, secto caesarea indikasi APH 0,53%.Sectio caesarea ialah tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 g, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukannya sectio caesarea pada ibu salah satu nya ialah preeklamsi. Komplikasi dari tindakan sectio caesarea diantarannya infeksi puerperal (nifas), perdarahan yang disebabkan karena banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka, luka kandung kemih, kemungkinan ruptura uteri spontan pada kehamilan mendatang (Wiknjosatro, 2007, p 536).Selama masa nifas dihari ke 1-28, ibu harus mewaspadai munculnya gejala pre eklamsia. Apabila keadaanya bertambah berat bisa terjadi eklamsia, dimana kesadaran hilang dan tekanan darah akan meningkat tinggi sekali. Akibatnya, pembuluh darah otak bisa pecah, terjadi edema pada paru-paru yang memicu batuk berdarah (Anggraini, 2010).Permasalahan tersebut memerlukan perawatan yang komprehensif dari perawat. Maka untuk mengatasi hal tersebut peran perawat sebagaipelaksana keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan yang memadai dalam menanggulanginya diantaranya kemampuan untuk membantu perawatan menurunkan tekanan darah, membantu ADL (Activity Daily Living) pasien, tindakan perawatan luka yang baik, serta pendidikan pada pasien dan keluarga