ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN MASALAHKARIES GIGI PADA An.B DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS MAGELANG SELATANKOTA MAGELANG

Gigi merupakan bagian terpenting dalam rongga mulut, karena adanya fungsi gigi yang tidak tergantikan, antara lain untuk mengunyah makanan sehingga membantu pencernaan, untuk berbicara serta menunjang penampilan (Sariningsih, 2012).Kelainan gigi yang sering dijumpai pada anak prasekolah adalah karies, karena pada umumnya keadaan kebersihan mulut anak lebih buruk dan anak lebih banyak makan makanan serta minuman yang dapat menyebabkan karies dibanding orang dewasa. Peran orang tua sangat diperlukan dalam pemeliharaan kesehatan anak, khususnya kebersihan gigi dan mulut karena usia prasekolah masih bergantung pada orang tua. Orang tua mempunyai kewajiban dalam menjaga kebersihan gigi pada anak prasekolah, salah satunya menjaga dari karies gigi atau biasanya dikenal sebagai gigi berlubang (Herijulianti, 2011).Organisasi kesehatan dun ia (WHO) pada tahun 2014 menyatakan angka kejadian karies pada anak masih 60-90%. Karies di Indonesia merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang masih perlu mendapat perhatian. Menurut data dari pengurus besar PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia) menyebutkan bahwa sedikitnya 89% penderita gigi berlubang adalah anak-anak usia dibawah 12 tahun (Sariningsih, 2012). Berdasarkan pendataan dari Riskedas2007 anak usia 5-6 tahun di Jawa Tengah menderita karies sebanyak 21,6% dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 28,9% (Riskesdas, 2013).Berdasarkan pendataan pada tahun 2014 di puskesmas Magelang Selatan menunjukkan bahwa penyakit karies gigi menduduki peringkat ke sembilan dari sepuluh besar penyakit yang ada, dengan jumlah kunjungan 1.703. Pada tahun 2015 dengan hasil pendataan pada periode bulan Januari-Oktober jumlah kunjungan penyakit faringitis meningkat yaitu dari jumlah kunjungan sebanyak 813(Puskesmas Magelang Selatan, 2015).Dampak yang terjadi karena karies gigi sebenarnya akan sangat besar bila tidak dilakukan perawatan untuk mencegah karies gigi pada anak. Dampak karies ini bisa menimbulkan rasa sakit atau nyeri sejak dini yaitu fungsi gigi sebagai pengunyah terganggu, sehingga anak akan mengalami gangguan dalam proses mengunyah, proses pencernaan dan gangguan tidur. Akibatnya anak tidak mau makan dan akhirnya anak menjadi kurus. Dalam hal ini, secara tidak langsung, karies pada anak akan mempengaruhi tumbuh dan pertumbuhan gigi permanen (Syarifi, 2008).Supaya akibat yang ditimbulkan dari permasalahan anak usia pra sekolah tersebut tidak semakin meningkat maka diperlukan solusi diantaranya menjaga kebersihan gigi pada anak usia prasekolah, pada anak balita pengaruh orang tua sangat berperan dalam membentuk perilaku anak, sikap dan perilaku orang tua terutama ibu yang biasanya orang terdekat dengan anak dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap sikap dan perilaku anak. Pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi akan sangatmenentukan status kesehatan gigi anaknya kelak, sehingga pendidikan kesehatan harus diperkenalkan sedini mungkin pada anak agar mereka mengetahui cara memelihara kesehatan gigi secara baik dan benar (Natamiharja L, 2011).Menurut Mubarak (2012) peran dan tugas keluarga dalam bidang kesehatan ada lima aspek yaitu, mengenal masalaj kesehatan keluarga, mengambil keputusan dalam melakukan tindakan perawatan yang tepat, memberikan perawatan pada salah satu anggota keluarga, mempertahankan suasana rumah yang sehat serta lingkungan yang mendukung dan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.Seperti yang telah dijelaskan oleh pernyataan di atas, mengenai masih tingginya angka kejadian karies gigi dan peran keluarga yang sangat berpengaruh dalam perawatan maupun pengobatan bagi anggota keluarga yang mebalami karies gigi. Oleh sebab itu, perlunya mengenal masalah karies gigi pada anggota keluarga menjadi dasar dan diharapkan untuk dilakukan pencegahan, perawatan, maupun pengobatan bagi anggota keluarga yang mengalami karies gigi