ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID PADA AN. A DI RUMAH SAKIT UMUM TIDAR MAGELANG

Insidens demam tifoid banyak dijumpai pada populasi yang berusia 3-19 tahun. Kejadian demam tifoid di Indonesia juga berkaitan dengan rumah tangga, yaitu adanya anggota keluarga dengan riwayat terkena demam tifoid, tidak adanya sabun untuk mencuci tangan, menggunakan piring yang sama untuk makan, dan tidak tersedianya tempat buang air besar dalam tatanan rumah tangga. (PDSPDI, 2014)Kasus di Rumah Sakit besar di Indonesia, kasus tersangka tifoid menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata kesakitan 500/100.00 penduduk dengan kematian antara 0,6-5%. (Kemenkes, 2014)Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan penulis di bangsal Dahlia RS Umum Tidar Kota Magelang tanggal 24 Oktober 2015, angka kesakitan tahun 2014 dengan total pasien 1186 anak. Jumlah penderita talasemia sebanyak 318 (26,8%),penderita gastroenteritis sebanyak 235 (19,8%),jumlah penderita ISPA sebanyak 160 (13,4%), penderita BRPN sebanyak 136 (11,4%), penderita kejang demam sebanyak 128 anak (10,8%), penderita ISK sebanyak 50 anak (4,21%), penderita tifoid sebanyak 36 (3,03%), sebanyak 22 anak (1,91%) tidak diketahui penyakitnya, penderita DBD sebanyak 18 anak (1,51%), penderita2hiperplasi prostat sebanyak 12 (1,01%), jumlah penderita anemia sebanyak 8 anak (0,7%), 7 anak (0,6%) menderita demam, 2 anak (0,16%), 2 anak (0,16%)menderita demam dengue. Akit Penyakit demam tifoid berada pada urutan ke-7 dari daftar penyakit pada anak yang berada di Rumah Sakit Umum Tidar Kota Magelang.Angka kesakitan tahun 2015 dari bulan januari sampai dengan bulan agustus dengan total pasien anak 1541 pasien Jumlah penderita talasemia sebanyak 509 anak (33,03%), penderita gastroenteritis sebanyak 255 anak (16,54%), kasus BRPN sebanyak 208 anak (13,49%), kasus ISPA sebanyak 121 anak (7,9%), kasus kejang sebanyak 96 anak (6,22%), kasus trikomoniasis sebanyak 74 anak (4,80%), kasus DBD sebanyak 73 anak (4,73%), kasus demam sebanyak 56 anak (3,63%), kasus ISK sebanyak 46 anak (3%), kasus demam yang tidak diketahui penyebabnya sebanyak 32 anak (2,07%), kasus tifoid sebanyak 19 anak (1, 23%), kasus demam dengue sebanyak 13 anak (0,84%), kasus hiperplasi prostat sebanyak 11 anak (0,71%), kasus tonsilitis sebanyak 7 anak (0,45%), kasus anemia sebanyak 7 anak (0,45%), kasus nasofaringitis sebanyak 6 anak (0,4%), dispepsia sebanyak 5 anak (0,32%), ileus sebanyak 3 anak (0,2%). Kasus demam tifoid masuk urutan ke-11 dari daftar kasus yang terjadi pada anak di RS Umun Tidar Kota Magelang.Trilogi penatalaksanaan demam tifoid yaitu istirahat dan perawatan, diet dan terapi penunjang ( simtomatik dan suportif ), dan pemberian antimikroba. Tujuan dari istirahat dan perawatan pada3penatalaksanaan demam tifoid yaitu untuk mencegah komplikasi dan mempercepat kesembuhan. Diet merupakan hal yang cukup penting dalam proses penyembuhan demam tifoid. Pemberian antimikroba bertujuan untuk menghentikan dan mencegah penyebaran kuman. ( PDSPDI, 2014 )Gambaran klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan daripada orang dewasa. Masa tunas 10-20 hari, yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan, sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, nafsu makan kurang. (Ngastiyah, 2005)Demam tifoid merupakan suatu penyakit sistemik maka hampir semua organ tubuh dapat diserang dan berbagai komplikasi serius dapat terjadi. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada demam tifoid yaitu perdarahan usus, perforasi usus dan pneumonia hipostatik yang diakibatkan karena pasien terlalu lama berbaring. ( PDSPDI, 2014 )Perdarahan usus atau intestinal dapat terjadi tidak hanya karena faktor luka, perdarahan juga dapat terjadi karena gangguan koagulasi darah ( KID ) atau gabungan kedua faktor. Sekitar 255 penderita demam tifoid dapat mengalami perdarahan minor yang tidak menimbulkan transfusi darah. Perdarahan hebat dapat terjadi hingga penderita mengalami syok. Secara klinis perdarahan akut darurat bedah ditegakkan bila terdapat perdarahan sebanyak 5 ml/kgBB/jam dengan faktor homeostatis dalam keadaan normal. Jika penanganan terlambat, mortalitas cukup tinggi4sekitar 10-32%, bahkan ada yang melaporkan sampai 80%. (PDSPDI, 2014)Perforasi usus terjadi pada sekitar 3% dari penderita yang dirawat. Biasanya timbul pada minggu ketiga namun dapat pula terjadi pada minggu pertama. Penderita demam tifoid dengan perforasi mengeluh nyeri yang hebat terutama di daerah kuadran kanan bawah yang kemudian menyebar ke seluruh perut dan disertai dengan tanda-tanda ileus. Bising usus melemah pada 50% penderita. Tanda-tanda perforasi lainnya adalah nadi cepat, tekanan darah turun, dan bahkan dapat syok. (PDSPDI, 201