ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGANBRONCHITIS PADA Sdra. R DI WILAYAH KERJA PUSKESMASMAGELANG UTARA KOTA MAGELANG

Bronchitis adalah suatu penyakit yang ditandai oleh adanya inflamasi bronkus. Secara klinis penyakit inidiartikan sebagai gangguan respiratorik dengan batuk sebagai gejala utama dan dominan. Bronchitis dibagi menjadi 2 yaitu akut dan kronik (Ngastiyah, 2014).World Health Organization (WHO) memperkirakan ada total 10 miliar infeksi baru diseluruh dunia setiap tahun. Penyakit tersebut merupakan salah satu penyebab paling umum kematian manusia. Jumlah korban di seluruh dunia akibat infeksi adalah sekitar 13 juta orang pertahun (Cowan, 2012. Dalam Jurnal Ni Putu Megasari dkk, 2015)Pada tahun 2008, 4 negara ASEAN telah mencapai target penemuan penderita yang ditetapkan WHO yaitu 70%. 4 negara tersebut yakni Brunei Darrusalam (87%), singapura (87%), Indonesia (80%), dan Malaysia (76%). 6 negara ASEAN lainnya belum mencapai target penemuan penderita penyakit paru karena masih berkisar 43%-67% dari 11 negara dikawasan South East Asia Region (SEARO) hanya 6 sudah mencapai target (Profil Kesehatan Indonesia, 2009).Provinsi dengan prevalensi tertinggi Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) pada umur > 30 tahun. Provinsi Nusa Tenggara Timur (10,0%),2kemudian Sulawesi Tengah (8,0%), dan Sulawesi Barat (6,7%). Sedangkan prevalensi PPOK terendah menurut riset sama di tahun yang sama adalah Lampung (1,4%), kemudian Provinsi Riau, Jambi, dan Kepulauan Riau (2,1%) (Profil Kesehatan Indonesia, 2013).Di negara berkembang seperti Indonesia, banyak masyarakat dengan perekonomiannya termasuk menengah kebawah. Sehingga banyak dari mereka tidak mempedulikan kesehatan dan tidak menyadari kalau memiliki permasalahan pada pernafasanya. Kebiasaan merokok kini sudah menyebar luas dikalangan remaja hingga anak, dimana ini merupakan faktor penyebab dari penyakit paru (Jurnal Dr. Ratna Djuwita, 2012)Faktor risiko pencetus terjadinya PPOK adalah perokok aktif/pasif, debu dan bahan kimia, polusi udara di dalam atau di luar ruangan, infeksi saluran nafas terutama waktu anak-anak. Prevalensi kasus PPOK di Provinsi Jawa Tengah mengalami peningkatan yaitu dari 0,08% pada tahun 2010 menjadi 0,09% pada tahun 2011. (Profil Jawa Tengah, 2011)Di masyarakat sering ditemukan ketidakmampuan dalam mengenal masalah anggota sebagaimana dengan salah satu menderita bronchitis kurang mengenal cara mencegah ataupun pengobatannya. Dikarenakan penderita mengalami batuk dan dianggap hanya batuk biasa. Dimana penumpukan sputum dapat menyebabkan sesak dan penderita harus mengurangi aktivitas agar tidak terlalu sesak saat bernafas.Prevalensi di kota Magelang untuk kasus PPOK tahun 2014 lebih banyak terjadi pada laki-laki dibanding perempuan. Kasus pada pria mencapai 3043dan perempuan 282 penderita. Dilihat dari kesehariannya merokok jumlah pria lebih banyak dari perempuan (Profil Kesehatan Kota Magelang, 2014).Dari pemaparan diatas disimpulkan penyakit mengalami peningkatan terutama dalam lingkup Jawa Tengah. Disebabkan masyarakat kurang mengenal masalah kesehatannya terutama pencegahan ataupun pengobatan