PERBEDAAN TEKNIK MARMET DENGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PRODUKSI ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PENAWANGAN I KABUPATEN GROBOGAN

Cakupan ASI eksklusif berdasarkan infodatin kemenkes RI 2013 sebesar 54,3%, di Provinsi Jawa Tengah 2016 mencapai 60,66%,di Kabupaten Grobogan 2016 sebesar 63,9%,dan di wilayah kerja Puskesmas Penawangan I yaitu 47,3%. Target cakupan ASI eksklusif dari pemerintah 80%,cakupan ASI eksklusif yang ada saat ini dibawah target. Ibu post partum berhenti menyusui karena produksi ASI berkurang, hal ini dapat disebabkan kurangnya rangsangan hormon prolaktin dan oksitosin. Sehingga dibutuhkan usaha untuk merangsang produksi hormon prolaktin dan oksitosin salah satunya dengan cara teknik marmet dengan pijat oksitosin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan teknik marmet dengan pijat oksitosin terhadap produksi ASI di wilayah kerja puskesmas Penawangan I kabupaten grobogan.Penelitian ini di wilayah kerja puskesmas Penawangan I kabupaten Grobogan dengan desain Quasi eksperimen rancangan pretest-posttest design.Metode pengambilaan sampel total sampling. Sample berjumlah 24 orang ibu post partum normal yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu 12 orang kelompok teknik marmet dan 12 orang kelompok pijat oksitosin. Analisis statistik yang digunakan adalah uji independen Sample T.Hasil penelitian menunjukan tidak ada perbedaan antara teknik marrmet dengan pijat oksitosin terhadap produksi ASI ditunjukan dari P value 0,464 > 0,05.Dari penelitian ini diharapkan ibu post partum dan tenaga kesehatan menerapkan teknik marmet dan pijat oksitosin