Artikel ini mengambil inspirasi dari teologi berbagai agama, beragam kosmogoni dan bermacam mitos. Berdasarkan itu ia mengajukan suatu tesis bahwa manusia pada dasarnya mempunyai potensi yang sama dengan Penciptanya, yang tidaklah sama dengan Tuhan yang immortal, omniscient, omnipotent dan omnipresent . Kemampuan manusia sejajardengan Penciptanya dalam hal “Kapasitas Mental Kolektif ”nya (CMC), namun berbeda dan lebih rendah dalam hal “Abilitas Mental Kolektif ”nya (CMA). Perbedaan itu analog dengan perbedaan antara seorang professor dan seorang anak sekolah yang inteligensinya secara potensial sama tinggi dengannya. Perbedaan terletak pada pendidikan dan pengalaman yang dimiliki sang professor. Lebih lanjut artikel ini mengajukan gagasan b...