Pengaruh Cara Pengeringan Cengkeh (Eugenia Caryophyllus) terhadap Kandungan Minyak Atsirinya

Pohon Cengkeh (Eugenia caryophyllus Spreng Bullock et Harrison) banyak ditanam di Indonesia. Diketahui bahwa cengkeh mengandung minyak atsiri, pada proses pengeringan minyak atsiri ini akan menguap. Pada penelitian ini cengkeh segar sehabis dipetik dibagi 3 kelompok (I, II, III). Kelompok I direndam dalam alkohol mendidih selama 15 menit. kelompok II direndam dalam air mendidih selama 15 menit dan kelompok III tidak direndam dalam larutan apapun. Setelah perendaman segera masing-masing kelompok dibagi menjadi 3 sub kelompok (1, 2, 3), masing-masing sub kelompok 1 dikeringkan dalam oven suhu 40 C, sub kelompok 2 pada sinar matahari langsung ( jam 09.00-15.00), sub kelompok 3 diangin-anginkan pada suhu kamar (+/- 28 C). Selama pengeringan diperiksa kadar air dengan cara distilasi toluen dan tirasi dengan pereaksi Karl Risher. pengeringan dihentikan pada waktu cengkeh mencapai kadar air 10-4%. Selanjutnya masing-masing sub kelompok ditetapkan kadar minyak atisirinya dengan alat Stahl. Kemudian cengkeh diambil minyak atsirinya (minyak cengkeh) dengan distilasi air, untuk ditetapkan indeks bias, bobot jenis dan kadar eugenolnya. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa cara pengeringan yang memberikan cengkeh kering dengan kadar minyak atsiri tertinggi adalah pengeringan diangin-anginkan pada suhu kamar. Dan perendaman dalam alkohol ataupun air mendidih selama 15 menit hanya mempercepat waktu pengeringan tetapi tidak dapat memberikan cengkeh dengan kadar minya atsiri yang tinggi