Persepsi Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 4 Malang Terhadap Pembelajaran Seni Budaya Pada Sub Pokok Mata Pelajaran Seni Rupa

ABSTRAK Wulandari, Desy. 2015. Persepsi Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 4 Malang Terhadap Pembelajaran Seni Budaya Pada Sub Pokok Mata Pelajaran Seni Rupa. Skripsi, Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dra. Lilik Indrawati, M.Pd, (II) Fenny Rochbeind S.Pd, M. Sn. Kata Kunci: persepsi, Seni Budaya, seni rupa Dalam pelaksanaan pembelajaran Seni Budaya di SMP Negeri 4 Malang pada bidang mata pelajaran seni rupa tampaknya kebanyakan siswa kelas VIII kurang memiliki minat dalam pembelajaran Seni Budaya bidang seni rupa. Siswa menganggap Seni Budaya bidang seni rupa itu tampak pelajaran yang tidak terlalu penting dengan alasan pelajarannya tidak ada pada ujian, materi pelajaran untuk menggambar sulit, sehingga sikap yang ditunjukkan siswa ramai sendiri serta tidak memperhatikan. Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana persepsi siswa kelas VIII di SMP Negeri 4 Malang terhadap pembelajaran Seni Budaya bidang seni rupa dan alasan yang menyebabkan persepsi siswa kelas VIII terhadap pembelajaran Seni Budaya bidang seni rupa. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Populasinya adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Malang terdiri dari 8 kelas yaitu kelas 8A-8H yang berjumlah 199 siswa. Sampel dilakukan secara sampling random sederhana yang diambil 8 siswa pada tiap kelas sehingga jumlah keseluruhan sampel adalah 64 siswa. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner atau angket sedangkan teknik analisis data menggunakan teknik prosentase. Hasil penelitian ini adalah persepsi siswa terhadap pembelajaran Seni Budaya bidang seni rupa cenderung positif dengan siswa berpendapat bahwa pelajaran Seni Budaya bidang seni rupa menarik, penting, bermanfaat,perlu dipelajari di sekolah serta berpendapat tidak setuju jika hanya diberikan materi teori atau pun praktik saja. Ha tersebut didukung dari alasan siswa yang mengatakan bahwa pelajaran seni rupa menyenangkan, siswa merasa suka menggambar, dapat meningkatkan kreativitas dan sebagainya. Namun, dari hal tersebut siswa juga berpendapat bahwa kompetensi materi yang diberikan dianggap sulit untuk dipahami oleh siswa. Kesulitan tersebut kebanyakan terletak pada kompetensi praktik yaitu proses dalam materi menggambar karena siswa masih merasa bingung menuangkan ide dan tidak bisa menggambar. Untuk itu, seorang guru pelajaran Seni Budaya bidang seni rupa seharusnya memahami konsep pendidikan seni dan mengetahui setiap bakat serta minat anak. Terdapatnya kompetensi materi Seni Budaya bidang seni rupa yang masih dianggap sulit untuk dipahami siswa maka, mahasiswa Pendidikan Seni Rupa dirasa perlu melakukan tindak lanjut penelitian dari penelitian ini yang memfokuskan permasalahan penelitian pada kompetensi materi Seni Budaya bidang seni rupa. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk melanjutkan penelitian ini diharapkan dapat menyempurnakan, sehingga dapat diketahui lebih lanjut letak kesulitan yang dialami oleh siswa.