BEKSAN SRI TRENGGALI KARYA SRI MULATSIH (DITINJAU DARI ASPEK KOREOGRAFI)

ABSTRAK Padini, Nanditya Ayu. 2014. Beksan Sri Trenggali Karya Sri Mulatsih (ditinjau dari aspek koreografi). Skripsi, Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dra. Hj. E.Wara Suprihatin Dyah P, M.Pd(2) Tri Wahyuningtyas, S. Pd, M.Si Kata Kunci: Koreografi, BentukPenyajian Trenggalek yang terletak di ProvinsiJawaTimur, memilikitari yang khas sebagai ikon penyambutanya itu Beksan Sri Trenggali. Tarian ini diciptakan oleh Sri Mulatsih, sampai saat ini Beksan Sri Trenggali belum memiliki naskah koreografi yang di pakemkan, yang meliputi proses penciptaan serta bentuk penyajiannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Proses penciptaan Beksan Sri Trenggali Karya Sri Mulatsih, 2) Bentuk Penyajian Beksan Sri Trenggali Karya Sri Mulatsih. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah Beksan Sri Trenggali karya Sri Mulatsih yang dilakukan di Kabupaten Trenggalek. Prosedur pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Model analisis yang digunakan adalah interaktif dengan 3 tahapan, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 1) Proses penciptaan Beksan Sri Trenggali dengan tahapan a) eksplorsi eksternal melalui (1) ide garap menggunakan rangsang visual, gagasan dan kinestetis. Dari tahap ini dapat dikembangkan dalam b) improvisasi terbatas yang bersumber dari gerak Tayub Trenggalek. Melalui (1) penjajagan gerak dengan mempertimbangkan gerak dasar, gaya gerak, dan bentuk gerak yang arahnya pada c) pembentukan yaitu (1) pola gerak dan (2) pola lantai; Dari sisi pertunjukan 2) bentuk penyajian Beksan Sri Trenggali memiliki konsep tarian kreasi baru yang diagungkan untuk penyambutan tamu pada HUT Trenggalek dan arak-arakan pusaka, dilihat dari sisi a) simbolik yaitu jumlah penari dan b) bentuk pendukungnya meliputi: tata rias sebagai mempertegas karakter; tata busana yang menghadirkan karakter; property sebagai bentuk ekspresi; music iringan mengarah pada penegasan gerak; tata cahaya difungsikan sebagai perwujudan karakter; dan tempat pementasan diselenggarakan pada pendopo sehingga terlihat agung. Berdasarkan hasil peneitian ini, dapat disimpulkan bahwa proses penciptaan yaitu eksplorasi, improvisasi, pembentukan (forming) dan bentuk penyajiannya dilihat dari simbolik penari dan bentuk pendukung meliputi tata rias, tata busana, properti, music iringan tari, tata cahaya dan tempat pementasan, dapat memberikan pengetahuan tentang koreografi, sehingga diharapkan ada penelitian lanjutan guna untuk penyempurnaan penelitian ini dan dapat diberikan kebijakan setiap karya daerah yang diciptakan.