Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Tentang Perlindungan Kukang di Indonesia

ABSTRAK Putra Wicaksana, Bani. 2012. “Perancangan Iklan Layanan Masyarakat Tentang Perlindungan Kukang di Indonesia”. Skripsi, Program Studi Desain Komunikasi Visual, Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Sugiyono Ardjaka, M.Sc., (II) Rudi Irawanto, S.Pd, M.Sn. Kata Kunci: Perancangan, Iklan Layanan Masyarakat, Kukang. Kukang (Nycticebus coucang) atau kadang disebut juga dengan malu-malu, merupakan hewan primata yang hidup di hutan tropis Indonesia, Populasi Kukang di alam Indonesia saat ini semakin berkurang tiap tahunnya, hal ini disebabkan Kukang merupakan salah satu jenis satwa yang diminati pembeli untuk dijadikan hewan peliharaan karena bentuk fisik Kukang yang lucu dan menggemaskan hingga biasanya di pasar hewan Kukang di sebut panda mini karena ukuran tubuhnya yang kecil. Hal ini sangat memprihatinkan karena survey dan monitoring yang dilakukan oleh ProFauna Indonesia beberapa tahun kebelakang diperkirakan setiap tahunnya sekitar 6000 hingga 7000 ekor Kukang di tangkap dari alam di wilayah Indonesia untuk diperdagangkan bebas di pasar hewan. Tujuan perancangan iklan layanan masyarakat tentang perlindungan Kukang adalah bagaimana merancang media kampanye iklan layanan masyarakat yang efektif tantang perlindungan Kukang di Indonesia. Yang bertujuan sebagai sarana informasi bagi masyarakat tentang Kukang dan sarana untuk memberikan pelajaran dan kesadaran pada masyarakat bahkan para pemburu tentang perlunya menjaga kelestarian Kukang di alam Indonesia. Proses perancangan diawali dengan mempelajari latar belakang dan fakta-fakta tentang Kukang yang ada di Indonesia pada umumnya. Tahap berikutnya adalah dilakukan pengumpulan data yang dibutuhkan, baik data pustaka maupun data lapangan yang akan dianalisis dan disintesis menjadi sebuah konsep kreatif dan konsep media. Setelah dilakukan analisa data dan pembahasan konsep media maka dihasilkan beberapa target audience dengan strategi media yang berbeda yaitu melakukan sosialisasi tentang akibat perburuan illegal terhadap Kukang bagi target audience primer yang lebih di khususkan pada masyarakat penangkap Kukang, sedangkan bagi target audience sekunder yang di khususkan masyarakat umum yang juga sebagai pecinta binatang untuk tidak memperdagangkan Kukang. Media yang telah diaplikasikan sesuai dengan target audience diharap akan menekan angka perdagangan Kukang. Dengan demikian tujuan dari kampanye terhadap perlindungan Kukang di Indonesia menjadi program yang memberikan andil bagi pelestarian satwa liar khususnya Kukang yang ada di Indonesi