PERANCANGAN BUKU ESAI PONPES SALAF HIDAYATUL MUBTADI’IN TASIKMADU KECAMATAN LOWOKWARU KABUPATEN MALANG BERBASIS FOTOGRAFI

ABSTRAK Rohmatin, Lilik. 2010. Buku Esai Hidupku di Penjara Suci. Skripsi, Progam StudiKomunikasi Visual Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Drs. Sarjono, M.Sn, (2) Drs. Andi Harisman. Kata Kunci: fotografi, pesantren salaf Hidayatul Mubtadi’in Malang, tradisi budaya Pondok pesantren salaf yang selama ini dianggap sebagai lembaga pendidikan islam yang kuno, mengajarkan islam ortodoks (berpegang teguh pada peraturan agama/kolot) secara tradisioanal yang memberi gambaran tentang dunia yang terbelakang dan mungkin juga konservatif. Sebagian orang tidak melihat kekuatan khusus pada pesantren, padahal dibalik semua itu pesantren salaf merupakan lembaga tradisional yang menyumbangkan subsistem pendidikan khususnya agama Islam dan subkultur budaya etika santri yang santun (berbudi pekerti). Metodologi Perancangan, Perancangan ini menggunkan model perancangan prosedural atau model perancangan yang bersifat deskriptif. Di mana perancangan melakukan langkah-langkah yang ditempuh, meliputi kegiatan identifikasi masalah, analisa dan sintesa serta pengumpulan data, gagasan desain, keputusan desain, produk dan promosi. Berdasarkan data yang terkumpul, baik melalui observasi, dan wawancara, diketahui bahwa Buku Esai Fotografi ‘Hidupku di Penjara Suci’ memerlukan media-media komunikasi viual: Foto dan Poster Pameran. Identifikasi data dilakukan menggunkan survey dan wawancara langsung dengan narasumber. Survey dilakukan dengan langsung terjun ke lapangan dengan mengamati kegiatan santri. Konsep Desain, menciptakan promosi dalam bentuk media promosi yang baru dan lebih estetik, sehingga menghasilkan karya yang berkualitas dan mampu menyampaikan tujuan dan maksud buku esai tersebut, sehingga mampu menarik perhatian masyarakat dan memiliki nilai untuk ditanamkan di benak masyarakat. Hal ini berguna untuk mengubah citra pesantren salaf mengenai tradisi budaya salafi sebuah pondok pesantren yang dipertahankan hingga sekarang sebagai subkultur budaya yang menjujung etika bukan sebagai suatu lembaga yang kolot bahkan konservatif