Pengembangan Media Ajar Trainer Transistor Beserta Modul Berbasis Problem Solving pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar Kelas X Program Keahlian Teknik Elektronika Industri di SMK Negeri 1 Kepanjen

ABSTRAK Media ajar trainer adalah alat bantu dalam suatu proses pembelajaran yang dipergunakan pembelajar untuk memperagakan materi pelajaran. Metode pembelajaran Problem Solving merupakan suatu model pembelajaran yang dirancang untuk mengembang­kan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada tanggal 14 November 2015, diperoleh hasil bahwaproses pembelajaran pada Mata Pelajaran Elektronika Dasar di SMK Negeri 1 Kepanjen berlangsung lebih lama dari alokasi waktu yang dimuat pada silabus. Permasalahan tersebut dikarenakan tidak tersedianya media ajar yang memadai serta metode pembelajaran yang kurang sesuai untuk menunjang proses pembelajaran. Dari permasalahan yang telah diuraikan maka dibuatlah media ajar berbentuk trainer yang disertai modul untuk Mata Pelajaran Elektronika Dasar di SMK Negeri 1 Kepanjen.Tujuan dari pengembangan yang dilakukan adalah: (1) Merancang media ajar transistor pada mata pelajaran Elektronika Dasar untuk siswa kelas X Program Keahlian Teknik Elektronika Industri di SMK Negeri 1 Kepanjen; (2) Membuat media ajar transistor pada mata pelajaran Elektronika Dasar untuk siswa kelas X Program Keahlian Teknik Elektronika Industri di SMK Negeri 1 Kepanjen; dan (3) Menguji kelayakan hasil pengembangan trainer, modul, dan job sheet tentang transistor pada mata pelajaran Elektronika Dasar untuk siswa kelas X Program Keahlian Teknik Elektronika Industri di SMK Negeri 1 Kepanjen.Model pengem­bangan yang digunakan pada pengembangan ini adalah model pengembangan ADDIE. Secara garis besar model pengembangan ADDIE terdiri dari lima tahapan, yaitu tahap analisis kebutuhan (analyze), tahap desain (design), tahappengembangan (develop), tahappenerapan (implementation), dan tahap evaluasi (evaluate).Media pembelajaran yang diujicobakan, yaitu media ajar modul, jobsheet, dan trainer. Dalam proses ujicoba terdapat beberapa kegiatan yaitu validasi dari ahli dan ujicoba pada siswa. Validasi dilakukan untuk mengetahui validitas produk sebelum diujicobakan. Sedangkan ujicoba dilakukan untuk mengetahui kelayakan produk. Produk yang dihasilkan adalah Modul Transistor mengacu pada DEPDIKNAS (2008:32) yang disesuaikan dengan langkah pembelajaran problem solving, Jobsheet Transistor mengacu pada Wena (1995:42-43) yang dimodifikasi, dan Trainer Transistor yang disusun berdasarkan silabus SMK Negeri 1 Kepanjen. Berdasarkan hasil ujicoba dapat disimpulkan bahwa modul Transistor dengan model pembelajaran problem solving, jobsheet Transistor, dan trainer Transistor dinyatakan valid dan layak digunakan dalam pembelajaran