PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ANIMASI FLASH PADA STANDAR KOMPETENSI MENERAPKAN ELEKTRONIKA ANALOG DAN DIGITAL DASAR SISWA KELAS X JURUSAN TKJ SMK NEGERI 2 BOJONEGORO

ABSTRAK Hariyanto, Muhammad. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Animasi Flash Pada Standar Kompetensi Menerpkan Teknik Elektronika Analog dan Digital Dasar Siswa Kelas X TKJ SMK Negeri 2 Bojonegoro . Skripsi. Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Pembimbing; (1) HeruWahyuHerwanto, S.T., M.Kom. (2) Didik Dwi Prasetya, S.T., M.T. Kata Kunci: Media Pembelajaran, Animasi, Media pembelajaran sebagai salah satu komponen sumber belajar, yang berperan penting menentukan keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Salah satu bentuk media pembelajaran adalah animasi yang dikembangkan untuk mempermudah pemahaman dan menumbuhkan minat siswa pada proses pembelajaran. Permasalahan yang diambil pada penelitian ini yaitu Bagaimana mengembangkan media pembelajaran melalui animasi dan mengujinya pada standar kompetensi menerapkan teknik elektronika analog dan digital dasar di jurusan TKJ SMK Negeri 2 Bojonegoro yang layak digunakan. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pengembangan yang merujuk pada Sugiyono dengan langkah-langkah berikut: (1). Analisis kebutuhan (2). Desain dan Implmentasi (3). Produk Media (4). Validasi Ahli (5). Revisi Produk (6). Ujicoba Produk (7). Revisi Produk dan (8). Produk akhir. Pengujian kelayakan perangkat lunak media pembelajaran yang dikembangkan ini dilakukan dengan subjek penelitian sebagai berikut: (1). Ahli Media (2). Ahli Materi dan (3). Guru sebagai pengguna media pembelajaran ini. Aspek-aspek penilaian kelayakan media pembelajaran ini dibedakan menurut subyek penelitian. Media pembelajaran dinilai layak digunakan ketika mencapai angka kelayakan 80%. Dari penelitian ini diperoleh hasil untuk Ahli Media adalah sebesar 86.1%, Ahli Materi adalah sebesar 86.1% dan Pengguna sebesar 83.33%, dan rata-rata hasil adalah sebesar 85.1% sehingga media ini dikatakan valid dan layak serta tidak perlu direvisi