Studi Pelaksanaan Prakerin (Praktek Kerja Industri) SMK Di Kabupaten Pasuruan

ABSTRAK Pradita, Ayu Rizki Dwi. 2013. Studi Pelaksanaan Prakerin (Praktek Kerja Industri) SMK Di Kabupaten Pasuruan. Skripsi, Program Studi Pendidikan Informatika, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dr. H. Tri Atmadji S., M.Pd. (2) M. Zainal Arifin, S.Si, M.Kom. Kata Kunci : Studi Pelaksanaan, Prakerin, SMK Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan jenis pendidikan menengah yang secara khusus mempersiapkan tamatannya untuk menjadi tenaga kerja terampil dan profesional. Dalam program pendidikan di SMK dterapkan pendidikan sistem ganda (PSG) atau yang biasa disebut praktek kerja industri (PRAKERIN). Dalam program tersebut kegiatan belajar dilakukan pada lingkungan sekolah dan dunia kerja secara berkesinambungan. Kegiatan prakerin di dunia usaha atau industri memiliki harapan yaitu siswa dapat meningkatkan kemampuan sesuai dengan tuntutan dunia industri yang dapat memiliki etos kerja, disiplin dan sikap yang profesional. Permasalahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan prakerin di SMK se Kabupaten Pasuruan adalah: (1) waktu pelaksanaan prakerin yang disediakan pihak industri atau sekolah masih kurang, karena waktu pelaksanaan harus cukup untuk siswa dalam memahami ilmu baru yang diberikan dari pihak industri, (2) kesesuaian bidang keahlian siswa di industri sangat penting dalam pembelajaran siswa, agar tidak membingungkan siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan pembimbing industri, dan (3) pembimbingan di industri yang tidak sepenuhnya memberi penjelasan pada siswa mengenai tugas yang diberikan, sehingga membuat siswa kebingungan dalam mengerjakan tugas-tugas tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan prakerin SMK di Kabupaten Pasuruan yang dilihat dari: (1) keberhasilan pelaksanaan prakerin, (2) kerjasama sekolah dan industri, (3) kesesuaian bidang keilmuan dengan di industri, (4) kecukupan waktu pelaksanaan prakerin, (5) kualifikasi keahlian, dan (6) tingkat pembimbingan dari pihak sekolah dan industri. Berdasarkan metode penelitian yang dilakukan peneliti termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI yang berjumlah 1354 siswa dari 4 SMK di Kabupaten Pasuruan, yaitu: (1) SMK N 1 Purwosari, (2) SMK N 1 Bangil, (3) SMK N 1 Prigen, dan (4) SMK N 1 Beji. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proposional random sampling. Sampel yang diambil berjumlah 279 siswa. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah pelaksanaan prakerin SMK di Kabupaten Pasuruan. Pengukuran instrumen angket dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas untuk diketahui apakah setiap pernyataan yang ada dalam angket sudah dinyatakan valid apa belum dan dianggap reliabel apabila instrumen tersebut dapat dipercaya sebagai alat ukur data penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif yang meliputi : (1) panjang kelas interval, (2) persentase distribusi frekuensi, (3) mean, (4) standar deviasi, (5) grafik, dan (6) nilai maksimum dan minimum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) keberhasilan pelaksanaan prakerin di SMK Kabupaten Pasuruan dengan persentase 73,4% dari 205 siswa tergolong klasifikasi tinggi, (2) kerjasama sekolah dengan industri di SMK Kabupaten Pasuruan dengan persentase 54,8 % dari 153 siswa tergolong klasifikasi tinggi, (3) kesesuaian bidang keilmuan dengan industri di SMK Kabupaten Pasuruan dengan persentase 98,9 % dari 276 siswa tergolong klasifikasi tinggi, (4) kecukupan waktu pelaksanaan prakerin di SMK Kabupaten Pasuruan dengan persentase 98,5 % dari 275 siswa tergolong klasifikasi tinggi, (5) kualifikasi keahlian di SMK Kabupaten Pasuruan dengan persentase 55,9 % dari 156 siswa tergolong klasifikasi tinggi, (6) tingkat pembimbingan dari pihak sekolah dan industri di SMK Kabupaten Pasuruan dengan persentase 77,4 % dari 216 siswa tergolong klasifikasi tinggi, dan (7) pelaksanaan prakerin di SMK Kabupaten Pasuruan dengan persentase 70,6 % dari 197 siswa tergolong klasifikasi tinggi. Berdasarkan hasil penelitian disarankan: (1) bagi kepala sekolah diharapkan dapat menjalin kerjasama dengan DUDI lebih banyak lagi untuk tempat prakerin siswa-siswinya, (2) bagi guru atau pembimbing di sekolah dalam pelaksanaan prakerin siswa diharapkan dapat memberikan pengarahan dan memperhatikan siswanya dalam pengerjaan laporan atau ada permasalahan di DUDI pada saat memonitoring. (3) bagi pihak DU/DI diharapkan dapat menjalin kerjasama dengan SMK lebih banyak lagi untuk pelaksanaan prakerin, siswa yang nantinya mendapat nilai baik juga dapat di rekrut untuk menambah tenaga kerja baru yang lebih aktif, inovatif serta kreatif setelah lulus sekolah, dan (4) bagi siswa prakerin diharapkan dapat belajar lebih giat lagi, mendalami ilmu atau wawasan yang berhubungan dengan keahlian dan program studi yang diambil di SMK untuk bekal melaksanakan kegiatan prakerin di DU/DI