ULAMA, POLITISI MUSLIM DAN PRGAMATISME POLITIK PADA PILGUB LAMPUNG TAHUN 2018

Abstrak Ulama adalah seseorang yang dinisbatkan kepada kedalaman ilmu dan kekuatan amal yang tercermin pada khasyyatullah, sedangkan politisi adalah seorang ahli kenegaraan atau terlibat langsung dengan partai politik. Ulama merupakan panutan dalam agama sedangkan politisi adalah panutan dalam mengelola negara dan kuasa. Dalam sebuah kontestasi demokrasi seorang kandidat dan tim sukses akan berupaya agar jagoannya menang baik dengan cara demokratis sesuai koridor hukum namun bisa juga dengan cara melawan hukum seperti money politik, dan terkadang menggunakan kekuasaan terutama calon petahana. Pada Pilgub Lampung tahun 2018 yang lalu disinyalir ada banyak persoalan baik di tingkat partai pengusung maupun kandidat yang akan maju. Tarik ulur dukungan partai, isu mahar politik, sampai pada saling sindir dan adu kuat backing dana kampanye paslon hampir mewarnai pemberitaan media lokal selama tahapan kampanye dan pra pemilihan. Penelitian ini akan membahas tentang sejauhmana pemberitaan media terkait dengan indikasi praktek money politik saat pelaksanaan Pilgub Lampung dan seperti apa peran tokoh agama dan politisi muslim dalam menyikapi isu tersebut? Sajian data di media lokal, dokumentasi KPUD dan wawancara dengan beberepa tokoh agama dan politik merupakan sumber data utama penelitian ini. Walhasil, pertama banyak laporan, kesaksian dan pengakuan warga adanya indikasi money politik pada Pilgub Lampung terutama dari paslon pemenang namun tidak bisa dibuktikan dalam persidangan di Bawaslu karena delik TSM. Kedua, kemenangan paslon no.3 selain karena dukungan dana dari perusahaan tertentu juga karena adanya nasab kepada organisasi massa Islam, didukung tokoh agama dan politik walaupun masih banyak tokoh agama yang jelas-jelas menolak praktek tersebut. Kata kunci: Ulama, Politisi, Kampanye, Pragmatisme, Politi