Penerapan Model Pembelajaran Outdoor Learning untuk Meningkatkan Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Sejarah di Kelas XI Akselerasi SMA Negeri 1 Puri Melalui Peninggalan Hindu-Budha di Situs Trowulan Mojokerto

ABSTRAK Aritantya, Lyka Bella. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Outdoor Learning untuk Meningkatkan Minat Siswa terhadap Pembelajaran Sejarah di Kelas XI Akselerasi SMA Negeri 1 Puri Mojokerto melalui Peninggalan Hindu-Budha di Situs Trowulan Mojokerto. Skripsi, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Slamet Sujud P.J., M.Hum, (II) Aditya Nugroho Widiadi, S.Pd., M.Pd. Kata Kunci: model pembelajaran outdoor learning,minat belajar, pembelajaran sejarah Pembelajaran sejarah selalu dianggap siswa sebagai matapelajaran yang membosankan. Kejenuhan yang dirasakan siswa terhadap matapelajaran sejarah disebabkan karena tidak adanya inovasi baru dalam pembelajaran sejarah. Model pembelajaran outdoor learningdiharapkan dapat menjadikan pembelajaran sejarah menjadi menyenangkan, sehingga siswa tidak akan merasa bosan dalam proses pembelajaran sejarah. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untukmenjelaskan penerapan model pembelajaran outdoor learning pada siswa kelas XI akselerasi terhadap matapelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Puri Mojokerto dan meningkatkan minat siswa kelas XI akselerasi SMA Negeri 1 Puri Mojokerto terhadap pembelajaran sejarah melalui penerapan model pembelajaran outdoor learning. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelasyang juga dikenal dengan istilah Classroom Action Research (CAR). Data penelitian berupapenerapan model pembelajaran outdoor learning pada siswa kelas XI akselerasi pada matapelajaran sejarah di SMA Negeri 1 Puri Mojokerto serta minat siswa kelas XI akselerasi SMA Negeri 1 Puri Mojokerto terhadap pembelajaran sejarah melalui peninggalan-peninggalan sejarah di situs Trowulan Mojokerto dengan menggunakan penerapan model pembelajaran outdoor learning. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi (pengamatan), wawancara, kuesioner (angket). Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa instrumen pedoman wawancara, kuisioner, dan lembar catatan lapangan. Kegiatan analisis data dilakukan melalui tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Tahap evaluasi dilakukan mengacu pada keefektifan tindakan dan kesesuaian dampak tindakan dengan apa yang diharapkan. Hasil evaluasi akan dijadikan bahan untuk melakukan refleksidimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji proses. Penentuan taraf keberhasilan tindakan diperoleh dari hasil pedoman kuisioneruntuk minat setelah diterapkannya model pembelajaran dengan ketentuan siswa dikatakan berminat jika hasil persentase keberhasilan tindakan yang dicapai di atas 71%. Berdasarkan paparan data dan temuan penelitian, diperoleh dua simpulan hasil penelitian sebagai berikut. Pertama, pada pelaksanaan tindakan di siklus I menunjukkan bahwa siswa masih ada yang tidak tertib dan kurang terkondisikan dalam kegiatan belajar.Kegiatan di siklus II menunjukkan adanya peningkatan minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran sejarah. Siswa berani mengungkapkan pendapatnya, berani bertanya kepada guru, dan siswa menjadi lebih tertib melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kedua, penerapan model pembelajaran outdoor learningdapat meningkatkan minat belajar siswa kelas XI Akselerasi SMA Negeri 1 Puri Mojokerto terhadap matapelajaran sejarah berdasarkan hasil kuisioner dengan indikator kesukaan, ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan. Indikator kesukaan siswa mengalami peningkatan sebesar 20% yaitu dari 69,16% di siklus I menjadi 89,16% di siklus II, indikator ketertarikan siswa mengalami peningkatan sebesar 18,33% yaitu dari 65,83% di siklus I menjadi 84,16% di siklus II, indikator perhatian siswa dalam kegiatan pembelajaran meningkat sebesar 16,7% yaitu dari 60,83% di siklus I menjadi 77,5% di siklus II, indikator keterlibatan siswa mengalami peningkatan sebesar 21,25% yaitu dari 52,91% di siklus I menjadi 74,16% di siklus II. Presentase perolehan dari siklus I ke siklus IIyaitu dari 60,5% (tidak berminat) menjadi 79,83% (cukup berminat), sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan minat siswa sebesar 19,33%