Dinamika Jaringan Kerja Petani Tebu di Dusun Jajagan Desa Jugo Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar Tahun 1985- 2013 dan Kontribusinya Terhadap Pendidikan Kewirausahaan

ABSTRAK Lestari, Sintha ayu. 2015. Dinamika Jaringan Kerja Petani Tebu di Dusun Jajagan Desa Jugo Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar Tahun 1985- 2013 dan Kontribusinya Terhadap Pendidikan Kewirausahaan. Skripsi, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Pembimbing Drs. Dewa Agung Gede Agung, M.Hum. Kata Kunci: Dinamika, Jaringan Kerja, Petani Tebu Jaringan Kerja Petani Tebu di Dusun Jajagan tidak lepas dari kepentingan kelompok-kelompok sosial masyarakat yang disebut sebagai Petani Tebu. Petani Tebu adalah para pemilik lahan pertanian yang ditanami tanaman tebu. Petani tebu dibagi menjadi dua macam yaitu petani tebu penyewa dan petani tebu yang memiliki lahan pertanian sendiri. Petani tebu penyewa selain menyewa tanah juga memiliki tanah atau disebut dengan istilah " bakul ". Penelitian ini mencari jawab atas masalah yaitu: Pertama bagaimanakah sejarah berdirinya jaringan kerja petani tebu di dusun Jajagan desa Jugo kecamatan Kesamben kabupaten Blitar . Kedua apakah dampak yang muncul setelah terbentuknya jaringan tersebut. dapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah terbentuknya jaringan kerja di Dusun Jajagan Desa Jugo Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar dan mengetahui dampak yang muncul setelah terbentuknya jaringan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode historis atau metode sejarah. Di dalam metode sejarah ada empat langkah yaitu heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) jaringan kerja petani tebu di dusun Jajagan mulai dirintis pada tahun 1985. Pada tahun 1985 sistem kerja petani tebu masih diatur dengan Inpres no 9 tahun 1975 yang mengatur tentang Tebu Rakyat Intensifikasi (TRI). (2) dampak bidang ekonomi adalah peningkatan secara ekonomi, kemampuan membeli tanah untuk tempat tinggal dan sebagai tanah garapan. Bidang sosial adalah kemampuan untuk menyekolahkan anak, adanya kegiatan perkumpulan kelompok tani. Bidang kebudayaan adalah adanya budaya terbangan karena di dusun Jajagan mayoritas masyarakat muslim sehingga budaya islam mengakar kuat dan adanya tradisi selamatan metik pada setiap awal panen, hal ini dilakukan agar hasil panen melimpah, diberikan keselamatan dan dijauhkan dari bahaya. Saran untuk penelitian selanjutnya. Banyak hal yang bisa dikembangkan dalam penelitian ini yaitu bagaimana perjanjian atau kerjasama yang dilakukan oleh pihak pabrik gula dan kelompok tani pasca dihapuskannya TR