PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DEBAT AKTIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMAN 1 MOJOSARI KELAS XI IPS 1

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DEBAT AKTIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA SMAN I MOJOSARI KELAS XI IPS 1Andy Candra Lesmana Putra, Sukamto, MashuriUniversitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5, MalangE-mail: andychand8@yahoo.comABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pembelajaran dengan menggunakan metode debat aktif dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar sejarah siswa kelas XI IPS1 SMAN I Mojosari tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas kolaboratif dengan guru pengajar di kelas yang dilakukan melalui 2 siklus. Pada siklus 1 dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, dan siklus 2 dilakukan 2 kali pertemuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar siswa yang pada siklus 1 menunjukkan angka 71,21%, sedangkan pada siklus 2 mengalami peningkatan menjadi 80,30%. Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan, peningkatan hasil belajar siswa dapat diketahui dari presentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 75,67%, meningkat menjadi 87,90% pada siklus II. Diharapkan dengan adanya penerapan metode pembelajaran dengan menggunakan debat aktif ini dapat memudahkan siswa dalam memecahkan permasalahan dalam kegiatan pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran sejarah, selain itu metode debat aktif ini diharapkan mampu menjadi alternatif metode pengajaran bagi guru sejarah dalam penyampaian materi di kelas.Kata Kunci: Debat Aktif, Motivasi, Hasil Belajar, SejarahSejarah merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai peristiwa di masa lampau, dan sejarah lebih utama bukan mengerjakan ketrampilan teknis tertentu, tetapi wawasan dalam pengetahuan sejarah telah memberikan pola pemikiran baru dalam pendidikan. Salah satu unsur terpenting dalam upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu negara adalah pendidikan, sebab dengan adanya pendidikan diharapkan mampu untuk memberikan perubahan terhadap bangsa.Upaya untuk memajukan kualitas sumber daya manusia khususnya dalam bidang pendidikan diperlukan interaksi belajar. Interaksi dalam belajar mengajar mengandung suatu arti adanya kegiatan interaksi dari tenaga pengajar yang melaksanakan tugas mengajar dengan peserta didik (siswa, anak didik atau subjek belajar) yang sedang dilaksanakan kegiatan belajar. Selain itu interaksi antara pengajar dengan peserta didik diharapkan adanya dorongan motivasi kepada anak didik agar mereka mampu untuk menambah minat belajar dan menerima pelajaran yang diajarkan oleh guru sehingga mampu untuk melakukan kegiatan belajar dengan optimal, selain itu tujuan dari pembelajaran sejarah menurut Mulyasa (2006:20) yaitu agar siswa memiliki kemampuan daya kritis untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan ada pendekatan ilmiah dan metodologi keilmuan. Dari definisi tersebut diharapkan siswa menjadi aktif untuk mengungkapkan pendapat, beradu argumentasi dan belajar untuk saling mengutarakan pendapat mengenai permasalahan yang menyangkut dengan sejarah. Selain itu, dengan adanya metode debat aktif ini agar siswa dalam, kegiatan proses pembelajaran yang berlangsung menjadi hidup, aktif dan dapat memberikan manfaat dalam menumbuhkan atau mengasah potensi diri siswa.Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan daerah lingkungannya. Lingkungan siswa yang dimaksud adalah lingkungan sekolah, kurikulum dan guru yang berperan untuk membantu siswa dalam menggali dan mengasah potensi-potensi yang dimiliki sehingga terjadi sebuah perubahan prilaku siswa kearah yang lebih baik.Dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa juga sangat dipengaruhi oleh situasi serta kemampuan guru dalam mengembangkan pembelajaran di kelas. Sebab guru memiliki peranan dalam banyak hal meliputi, guru berperan sebagai pengajar, pemimpin kelas pembimbing, pengatur lingkungan belajar, perencanaan pembelajaran, supervisor, motivator dan sebagai evaluator (Rusman, 2010:58).Penggunaan metode debat aktif pada penelitian ini menggunakan Kompetensi Dasar .1 yakni Menganalisis Perkembangan Pengaruh Barat dan Perubahan Ekonomi, Demografi, dan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat di Indonesia Pada Masa Kolonial. Dengan mengambil materi sistem tanam paksa di Indonesia. Materi yang kedua mengggunakan Kompetensi Dasar 2.3 yakni Menganalisis Proses Interaksi Indonesia-Jepang dan Dampak Pendudukan Militer Jepang Terhadap Kehidupan Masyarakat di Indonesia, dengan mengambil materi mengenai kebijakan politik pemerintahan pendudukan Jepang serta dampak-dampak yang ditimbulkan akibat pemerintahan Jepang di Indonesia.A. Metode PenelitianJenis penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus dengan 2 pertemuan setiap siklus. Tahap PTK terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPS 1 SMAN 1 Mojosari Mojokerto yang berjumlah 33 orang siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi keterlaksanaan, observasi motivasi dan hasil ulangan harian.Data kualitatif pada penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data triangulasi yang terdiri atas verifikasi data, paparan data dan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini proses analisis data menggunakan analisis model Milles dan Huberman. Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2005: 183) “bahwa aktifitas dalam data kualitatif dilakukan secara interaktifdan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas”. Proses analisis data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu data observasi, data hasil belajar (nilai test), data pengamatan partisipan dan data pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, gambar, foto dan sebagainya.Instrumen penelitian yang digunakan antara lain: (1) Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran metode debat aktif guru dan siswa; (2) Lembar observasi motivasi untuk mengukur hasil motivasi siswa; dan (3) Soal tes untuk mengetahui hasil belajar siswa. Data diperoleh dari observasi dan hasil tes. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75.B. Hasil1. Keterlaksanaan Indikator Pembelajaran.Hasil observasi terhadap indikator keterlaksanaan kegiatan pembelajaran siklus I oleh guru menunjukkan bahwa ada beberapa deskriptor belum terlaksana. Deskriptor keterlaksanaan pembelajaran yang belum dilakukan oleh guru sebanyak dua deskriptor dari 12 deskriptor keseluruhan atau sekitar 83,33%. Dua deskriptor yang tidak dilaksanakan oleh guru selama siklus I ini adalah tidak memberikan penguatan materi kepada siswa dan tidak memberikan kesempatan siswa menyimpulkan pembelajaran. Hal tersebut karena waktu pelajaran Sejarah telah selesai. Hasil dari siklus II menunjukkan indikator keterlaksanaan sebesar 100%.Hasil observasi terhadap keterlaksanaan kegiatan pembelajaran oleh siswa masih belum menunjukkan keterlaksanaan pembelajaran. Terdapat 4 deskriptor yang tidak dilaksanakan dari 12 deskriptor keseluruhan. Deskriptor tersebut adalah siswa tidak mendengarkan sintaks pembelajaran yang diberikan oleh guru, siswa tidak menulis materi pembelajaran yang diberikan oleh guru, siswa tidak mencatat kompetensi yang diberikan oleh guru dan siswa tidak menyimpulkan hasil pembelajaran. Hasil observasi siklus II untuk indikator keterlaksanaan sebesar 100%.2. Motivasi Belajar.Hasil motivasi belajar siswa pada siklus 1 dapat diketahui bahwa MBKi Attention sebesar 72,72%, MBKi Relevance sebesar 69,69%, MBKi Confident sebesar 63,63%, dan MBKi Satisfaction sebesar 78,78%. Secara keseluruhan nilai motivasi belajar klasikal keseluruhan indikator sebesar 71,21%. Hasil Motivasi belajar pada siklus 2 untuk indikator Attention sebesar 81,81%, untuk indikator Relevance dapat diketahui sebesar 78,78%, indikator Confident sebesar 72,72%, dan untuk indikator Satisfaction 87,87%. Hasil motivasi belajar secara keseluruhan dari siklus 2 dapat diketahui sebesar 80,30%, mengenai keterangan lebih lanjut tentang hasil motivasi belajar siswa pada pelaksanaan metode debat aktif yang telah diterapkan pada siswa kelas XI IPS 1 SMAN I Mojosari dapat dilihat pada tabel 1.Table 1 Hasil motivasi belajar siswaNoIndikatorSiklus ISiklus IIMBKi (%)% KlasikalMBKi (%)% Klasikal1. Attention72,7271,2181,8180,302Relevance69,6978,783Convidence63,6372,724Satisfaction78,7887,873. Hasil Belajar SiswaBerdasarkan hasil penerapan metode debat aktif yang telah dilakukan pada siswa kelas XI IPS 1 dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan, baik sebelum dilakukan penelitian dan setelah dilakukan penelitian pada siklus 1 dan siklus 2 dengan menggunakan metode debat aktif. Hasil belajar siswa dapat diketahui dengan menggunakan instrument pengukuran berupa Pre-test dan Post-test yang dilakukan pada akhir setiap pelaksanaan siklus pembelajaran.Pada siklus 1 dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa sebesar 75,67% atau sekitar 22 siswa yang tuntas dari jumlah keseluruhan siswa sebanyak 33. Pada siklus 2 hasil belajar siswa mengalami peningkatan yakni sebesar 87,90% atau sekitar 29 siswa yang tuntas dari jumlah total 33 siswa. Keterangan lebih lengkap mengenai hasil belajar siswa dengan menggunakan metode debat aktif dapat dilihat dalam grafik 1.Text Box: Grafik 1. Hasil belajar siswa