Pemikiran ‘Aisyiyah Daerah Ponorogo Terhadap Fatwa Haramnya Rokok Tahun 2005-2013

ABSTRAK Organisasi ‘Aisyiyah adalah suatu organisasi perempuan dalam Muhammadiyah yang mempunyai maksud dan tujuan sebagaimana maksud dan tujuan Muhammadiyah, yang merupakan gerakan Islam. Berdirinya ‘Aisyiyah Ponorogo bersamaan dengan berdirinya Muhammadiyah Ponorogo, yakni tanggal 22 Februari 1922. Organisasi ‘Aisyiyah tidak hanya peduli terhadap masalah sosial dan pendidikan, namun juga kesehatan. Alasan pemilihan judul dikarenakan ‘Aisyiyah Ponorogo yang perkembangannya patut dibanggakan yang dibuktikan dengan banyak mendirikan amal usaha, peneliti lebih tertarik pendapat kaum perempuan yang kebanyakan menjadi korban rokok, dan peneliti ingin mengetahui bagaimana pemikiran dan gerakan yang dilakukan ‘Aisyiyah setelah dikeluarkannya fatwa rokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan ‘Aisyiyah Ponorogo, mengetahui perkembangan fatwa rokok MUI dan Majelis Tarjih Muhammadiyah, dan mengetahui pemikiran ‘Aisyiyah mengenai fatwa haramnya rokok serta dampaknya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian historis. Penelitian ini terdiri dari empat tahapan, yaitu: pengumpulan sumber (heuristik), sumber yang ditemukan oleh peneliti yang berupa data arsip kemudian diklasifikasikan menjadi dua, yaitu sumber primer dan sumber sekunder, pada tahap ini peneliti juga menggunakan sumber lisan. Kritik (verifikasi), adanya kritik adalah untuk menguji mengenai kebenaran dari sumber yang didapat. Interpretasi yang terbagi menjadi dua, sintesis dan analisis, yakni menganalisis dan menyatukan data-data yang terkumpul dari beberapa sumber. Historiografi, yakni peneliti berusaha memaparkan fakta-fakta secara kronologis yaitu memaparkan pemikiran ‘Aisyiyah Daerah Ponorogo terhadap fatwa haramnya rokok. Berdasarkan penelitian tersebut, diperoleh tiga simpulan hasil penelitian tersebut. Pertama, ‘Aisyiyah Ponorogo berdiri pada tanggal 22 Februari 1922, bersamaan dengan berdirinya Muhammadiyah Ponorogo. ‘Aisyiyah ponorogo mengalami perkembangan yang patut dibanggakan, dibuktikan dengan berdirinya amal usaha yang didirikan oleh ‘Aisyiyah. Misalnya Rumah Sakit ‘Aisyiyah, TK Bustanul Athfal, Pesantren ‘Asiyiyah, BUEKA, SLB Tuna Netra ‘Aisyiyah, dan Sekolah Kepandaian Putri yang sekarang bernama SMP 2 Muhammadiyah. Kedua, Pada tahun 2005 PP Muhammadiyah telah mengeluarkan fatwa haram rokok, yakni mubah, dan pada tahun 2009 MUI mengeluarkan fatwa haram rokok, yakni haram terbatas. Setelah PP Muhammadiyah mengkaji mengenai bahaya merokok, akhirnya pada tahun 2010 PP Muhammadiyah merevisi fatwa yang sebelumnya mubah menjadi haram secara mutlak. Ketiga, ‘Aisyiyah sangat menyetujui dengan adanya fatwa rokok yang dikeluarkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, namun ‘Aisyiyah tidak serta merta aktif dalam kegiatan sosialisasi mengenai fatwa rokok. Meskipun ‘Aisyiyah pasif dalam sosialisasi mengenai fatwa rokok, namun ‘Aisyiyah mempunyai program-program untuk memberantas TBC (Tuberkulosis) khususnya melakukan kegiatan sosialisasi kepada orang-orang yang sudah terkena penyakit TBC yang salah satunya diakibatkan oleh rokok. Dalam hal ini ‘Aisyiyah bekerjasama dengan The Global Fund. Dengan adanya penelitian ini, Organisasi ‘Aisyiyah hendaknya terus berjuang melalui gerakan-gerakan maupun pemikiran-pemikiran untuk membela kepentingan kesehatan masyarakat Indonesia khususnya untuk kaum perempuan