Penumpasan PKI di Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 1965

ABSTRAK Agustin, Nur Aini. 2011. Penumpasan PKI di Desa Pranggang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Tahun 1965. Skripsi, Jurusan Sejarah, Prodi Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. Dewa Agung Gede Agung, M. Hum., (II) Drs. Mashuri, M. Hum. Kata kunci: Penumpasan, PKI, Desa Pranggang, Tahun 1965. Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan mengenai penumpasan PKI yang terjadi di Desa Pranggang, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri pada tahun 1965. Kediri pada tahun 1965 terpolarisasi menjadi berbagai aliran politik. Partai yang terbesar adalah PKI. Kemudian menyusul NU dan PNI. Gerakan 30 September yang terjadi di Jakarta nyatanya berdampak pada kondisi politik di Indonesia hingga menyebar ke tingkat lokal. Ketegangan di antara massa semakin meningkat dengan adanya peristiwa tersebut. Berbagai pihak mulai menuding ke arah PKI, tidak terkecuali di Desa Pranggang yang merupakan salah satu basis PKI di Kediri. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah; (1) Bagaimana perkembangan PKI di Desa Pranggang Tahun 1951-1955, (2) Bagaimana penumpasan PKI di Desa Pranggang tahun 1965. Metode penelitian yang dipakai adalah metode penelitian sejarah yang meliputi lima tahap yaitu a. Pemilihan topik; b. Heuristik (pengumpulan sumber); c. Verifikasi (kritik sejarah, keabsahan sumber); d. Interpretasi (analisis dan sintesis); e. Historiografi atau penulisan sejarah. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Penulis adalah (1) Tahun 1951-1955 merupakan masa-masa yang menentukan bagi perkembangan PKI di Kediri pada umumnya, dan di Desa Pranggang khususnya, yang mencapai puncaknya ketika Pemilihan Umum 1955 PKI menempati urutan nomor satu dalam perolehan terakhir Pemilu. (2) Konflik berkepanjangan antara PKI dengan organisasiorganisasi berbasis Islam dan militer di Desa Pranggang akhirnya memunculkan konflik yang mengarah pada bentrok fisik berupa pembantaian terhadap orangorang PKI oleh pemuda Ansor dari berbagai pondok pesantren di Jawa Timur yang mengonsolidasi diri dengan militer. Bertitik tolak pada hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran dalam penulisan ini adalah (1) kajian mengenai bagaimana kehidupan para eks tapol dan keluarga-keluarga yang telah ditinggal mati oleh kepala keluarga berusaha untuk melanjutkan hidup perlu diperdalam lagi. (2) Hasil penelitian yang dituangkan dalam materi pembelajaran pendidikan politik ini masih perlu untuk ditingkatkan dan memerlukan pembenahan agar layak digunakan dalam proses belajar mengajar.