Peranan KH. Masjkur dalam Mengembangkan Pendidikan Islam di Malang 1923-1992

ABSTRAK Ayundasari, Lutfiah. 2010. Peranan KH. Masjkur dalam Mengembangkan Pendidikan Islam di Malang 1923-1992. Skripsi, Jurusan Pendidikan Sejarah FIS Universitas Negeri Malang. Pembimbing: Dr. Hj. Siti Malikah Thowaf, M.A., Ph.D. Kata kunci: KH. Masjkur, Pendidikan Islam dan Malang Penelitian ini dilakukan untuk mengungkap latar belakang muncul dan berkembangnya lembaga pendidikan Islam modern pada masa pemerintah kolonial dan peran KH. Masjkur didalamnya termasuk pemikiran pendidikan beliau. Alasan lain yaitu didorong oleh adanya data-data baru tentang sejarah pendidikan di wilayah Malang, dan belum adanya penelitian tentang pendidikan Islam di Malang yang berhubungan dengan KH. Masjkur. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana riwayat hidup KH. Masjkur; (2) bagaimana perkembangan pemikiran KH. Masjkur tentang pendidikan Islam; (3) bagaimana keadaan pendidikan Malang sekitar tahun 1923; (4) bagaimana peranan KH. Masjkur dalam mengembangkan pendidikan Islam di Malang; (5) bagaimana implikasi peranan KH. Masjkur dalam pendidikan Islam bagi Pendidikan Sejarah. Adapun ujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan riwayat hidup KH. Masjkur; (2) mendeskripsikan perkembangan pemikiran KH. Masjkur tentang pendidikan Islam; (3) mendeskripsikan keadaan pendidikan di Malang sekitar tahun 1923; (4) menganalisis dan mendeskripsikan peranan KH. Masjkur dalam mengembangkan Pendidikan Islam di Malang; (5) mendeskripsikan implikasi peranan KH. Masjkur dalam Pendidikan Islam bagi Pendidikan Sejarah. Metode penelitian yang dipakai adalah metode penelitian sejarah yang meliputi lima tahap yaitu a. Pemilihan topik; b. Pengumpulan sumber; c. Verifikasi (kritik sejarah, keabsahan sumber); d. Interpretasi (analisis dan sintesis); e. Penulisan atau historiografi. Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dikemukakan sebagai berikut (1) KH. Masjkur berasal dari keluarga terhormat dari sisi ekonomi maupun agama. Sejak kecil sampai dewasa beliau hidup dilingkungan pesantren yang berbasis paham Ahlussunnah wal Jamaah. Pendidikan yang ditempuh oleh KH. Masjkur adalah pendidikan Islam dibeberapa pesantren selama belasan tahun. Beliau berkarir dalam bidang pendidikan, politik dan ekonomi. Karir pendidikannya dijalani sebagai seorang guru dan administrator pendidikan. Sedangkan karir politiknya dimulai sejak jaman Jepang sampai masa Orde Baru. Selain itu, beliau juga seorang petani, pedagang dan pengusaha sukses; (2) KH. Masjkur memiliki pemikiran pendidikan yang progresif terbukti dengan kemampuan beliau merumuskan konsep pendidikan yang berbeda dengan komunitasnya yaitu dengan mendirikan madrasah. Tujuan pembaharuan pendidikan adalah untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dengan melepaskan diri dari penjajahan dan hidup dalam alam merdeka. Sikap nasionalisme ini merupakan sikap yang berkembang di kalangan komunitas pesantren yang dirumuskan oleh Syekh Nawawi al-Banteni di Mekkah yang kemudian disebarkan oleh arsitek pesantren yaitu KH. Kholil Bangkalan dan KH. Hasyim Asyari yang merupakan guru KH. Masjkur.; (3) Keadaan pendidikan di Malang sekitar tahun 1923 sudah cukup baik dibuktikan dengan catatan Staadgemeente 1914-1939 yang menyatakan bahwa terdapat sekitar 100 sekolah dengan jumlah siswa 15.994. Sekolah-sekolah ini dikelola oleh pemerintah, Zending, Misi, Taman Siswa dan organisasi Islam yaitu NU dan Muhammadiyah. Pendidikan Islam sebelum berdirinya Misbachul Watan hanya diselenggarakan oleh pesantren dengan materi-materi agama. Pesantren terbesar di Malang saat itu adalah Pesantren Bungkuk di Singosari. Pembaharuan baru terjadi ketika KH. Masjkur mendirikan madrasah, pembaharuan yang dimaksud meliputi materi yang diajarkan, sistem pendidikan dan pengelolaan pendidikan; (4) Peranan KH. Masjkur dalam mengembangkan pendidikan Islam di Malang cukup besar. Beliau telah mengawali hal tersebut dengan mendirikan Madrasah Misbachul Watan pada tahun 1923, yang merupakan sekolah pertama yang didirikan Bumiputera. KH. Masjkur memiliki jiwa kepemimpinan yang sangat bagus terbukti beliau mampu terus mempertahankan dan mengembangkan lembaga pendidikan Islam yang berada dibawah kendalinya sampai beliau wafat tahun 1992; (5) Perjuangan KH. Masjkur dalam mengembangkan pendidikan Islam di Malang dapat dijadikan inspirasi oleh masyarakat karena sarat dengan sifat-sifat positif seperti nasionalisme, pemikiran progresif, pantang menyerah, ikhlas dan tawadhu' . Kajian dari penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai materi pendidikan sejarah di tingkat menengah maupun perguruan tinggi. Untuk tingkat menengah materi ini sesuai dengan kompetensi dasar tentang proses kelahiran dan perkembangan nasionalisme Indonesia yang diajarkan dalam mata pelajaran Sejarah program Bahasa semester genap. Sedangkan untuk perguruan tinggi kajian ini dapat dijadikan sebagai salah satu materi dalam mata kuliah Sejarah Lokal dan Sejarah Pendidikan. Bertitik tolak dari temuan penelitian ini, beberapa saran yang diajukan adalah (1) penelitian selanjutnya diharapkan lebih mengkaji tentang pendidikan Islam yang dikembangkan oleh kalangan modernis Islam; (2) hasil penelitian yang dituangkan dalam materi pembelajaran ini masih belum bisa menampilkan sajian sejarah yang lengkap dan praktis, diharapkan dalam penelitian selanjutnya mampu memberikan sajian materi pembelajaran yang lebih lengkap dan praktis sehingga mudah dipahami oleh siswa; (3) bagi pengelola pendidikan Islam yang didirikan KH. Masjkur diharapkan agar bercermin pada apa yang dilakukan oleh beliau terutama dalam usaha pengelolaan pendidikan dan mendapatkan dana.