Proses Belajar Kebudayaan pada Masyarakat Desa Ngebel Kecamatan Ngebel Kabupaten Ponorogo

Cerita legenda terjadinya Telaga Ngebel merupakan salah satu tradisi lisan yang sampai saat ini masih hidup pada masyarakat Desa Ngebel. Pada umumnya masyarakat mengetahui cerita legenda ini dari ayah, ibu, kakek atau neneknya pada saat masih kecil. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, anak-anak sekarang jarang yang memperoleh cerita legenda ini secara langsung dari kedua orang tuanya. Anak-anak justru mengetahui cerita legenda tersebut dari gurunya di sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan adat istiadat yang ada di Desa Ngebel, (2) mendeskripsikan pengaruh adat istiadat terhadap proses belajar kebudayaan masyarakat, dan (3) menganalisis proses belajar kebudayaan pada masyarakat Desa Ngebel.Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian etnografi. Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari informan, hasil observasi dan data tertulis berupa buku atau profil Desa Ngebel tahun 2005.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Desa Ngebel masih melaksanakan adat istiadatnya dengan baik. Salah satu diantaranya adalah tradisi lisan tentang cerita legenda terjadinyaTelaga Ngebel. Secara umum masyarakat Desa Ngebel hanya mengetahui inti ceritanya saja. Inti cerita tersebut adalah adanya seorang anak kecil yang meminta makan pada saat orang-orang mengadakan pesta. Melihat penampilannya yang lusuh, orang-orang tidak mau memberi. Anak tersebut marah dan menancapkan sebatang lidi ke tanah serta membuat sayembara dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri.Berdasarkan hasil penelitian, masyarakat Desa Ngebel dapat dibagi dua dalam memandang cerita legenda terjadinya Telaga Ngebel, pertama masyarakat yang menganggap cerita tersebut secara sakral atau suci dan yang kedua masyarakat yang menganggap cerita ini sebagai media pendidikan untuk anak (pedagogi). Orang tua berharap dengan mendidik anak melalui media cerita legenda terjadinya Telaga Ngebel, nilai-nilai budaya yang terkandung di dalam cerita tersebut dapat ditanamkan. Nilai-nilai budaya yang ditanamkan kepada anak-anak antara lain norma atau aturan yang harus ditaati oleh masyarakat, pencapaian keinginan yang dilakukan dengan usaha dan doa, nilai sosial berupa keadilan dan konsep kesuburan atau kemakmuran. Beberapa saran yang perlu dilakukan dalam penelitian lebih lanjut di Desa Ngebel ini adalah legenda Telaga Ngebel yang dijadikan sebagai bahan untuk test proyeksi. Dalam hal ini peneliti tidak hanya menggunakan satu cerita saja, tetapi juga beberapa cerita yang sejenis sebagai pembanding