Sejarah Pendidikan Perguruan Tamansiswa di Malang Tahun 1925-1978

Politik Etis yang dibuat oleh Pemerintah Hindia Belanda ternyata belum bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Pendidikan yang bersifat intelektualistis dan individualis ternyata belum bisa mencerminkan kepribadian bangsa. Pemikiran tentang pendidikan nasional dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara dengan nama Perguruan Tamansiswa yang lahir tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta. Berdirinya Tamansiswa Malang mendapat dukungan dari masyarakat di sekitarnya. Melihat dari sejarahnya, Tamansiswa banyak mengalami pasang surut dalam kehidupannya. Meskipun demikian, Tamansiswa masih tetap eksis hingga sekarang dan tetap menjadi sebuah lembaga swasta. Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana latar belakang berdirinya pendidikan Tamansiswa di Malang? (2) Bagaimana perkembangan pendidikan Tamansiswa di Malang tahun 1926-1978? Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui latar belakang berdirinya Tamansiswa di Malang (2) Untuk mengetahui perkembangan Tamansiswa di Malang Tahun 1926-1978. Penelitian ini dilakukan di Perguruan Tamansiswa Malang sejak bulan September hingga Oktober 2005 sedangkan di Museum Dewantara Kirti Griya selama 2 minggu pada bulan Juni.Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian historis. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian historis antara lain: Heurustik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi. Pencarian sumber-sumber sejarah dilakukan ke berbagai perpustakaan bahkan hingga Museum Dewantara Kirti Griya yang berada di Yogyakarta. Penemuan sumber-sumber sejarah itu kemudian di uji menggunakan kritik sumber baik eksternal maupun internal yang hasilnya diinterpretasikan. Setelah dilakukan interpretasi, tahapan terakhir yang dilakukan adalah menuangkannya dalam bentuk historiografi yaitu penulisan karya ilmiah berupa skripsi.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Latar belakang berdirinya Tamansiswa di Malang adalah keberaniannya menjebol dan merombak sistem pendidikan kolonial. Perguruan Tamansiswa Malang ini didirikan pada 1 Juli 1925. (2) Perkembangan Tamansiswa di Malang; a) Tamansiswa pada tahun 1925-1942 banyak mengalami tekanan dan hambatan. Perguruan Tamansiswa Malang tidak diakui sebagai sekolah yang sah karena tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan pemerintah. b) Saat Jepang memasuki Malang (1942-1945), Perguruan Tamansiswa ditutup. Kalaupun ada yang berminat bersekolah di Tamansiswa hal itu dilakukan di rumah pamong dengan cara sembunyi-sembunyi dan dilakukan berpindah-pindah. c) Murid-murid Tamansiswa antara tahun 1945-1950 sebagian bergabung dengan laskar-laskar pejuang sedangkan yang sebagian lagi menjadi anggota organisasi pemuda. d) Antara tahun 1950-1965, pendidikan di Indonesia banyak dipengaruhi situasi politik sehingga pendidikan dijadikan sebagai alat propaganda politik. Pada peristiwa 30 September 1965 sebagian anggota Tamansiswa Malang ikut terlibat di dalamnya. Orang-orang Tamansiswa yang tidak terlibat berusaha mengembalikan kepercayaan masyarakat. e)Antara tahun 1968-1978, segala kebijakan pendidikan Tamansiswa mengikuti aturan dari pemerintah yang disamakan dengan sekolah-sekolah negeri. Tahun 1978, lokasi Tamansiswa Malang mengalami perubahan dari Jalan Glintung ke daerah Bengawan Solo. (3) Perguruan Tamansiswa di Malang tidak menggunakan konsep ideal seperti yang ada di Yogyakarta. Tamansiswa Malang hanya menggunakan sistem perguruan tanpa sistem pondok asrama. Perguruan Tamansiswa di Ibu Pawiyatan memberikan kebebasan kepada setiap cabang untuk menembangkan perguruannya sesuai kondisi setempat.Masa depan Tamansiswa tergantung dari seberapa besar usahanya untuk mampu bersaing dengan sekolah-sekolah negeri. Pemikiran yang kolot dan ketinggalan jaman harus dibuang, bukankah dalam SBII (Sifat, Bentuk, Isi, dan Irama) telah diaktakan bahwa sifat dan bentuknya tetap sedangkan isi dan iramanya harus disesuaikan dengan jaman yang terus berubah