Revitalisasi Ritual Adat Dalam Rangka Ketahanan Budaya Lokal Kasus Ritual Nyanggring Di Desa Tlemang Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan

Setiap masa melahirkan sejarah dan budaya sendiri. Setiap generasi menuliskan sejarah dan budaya sendiri. Setiap masyarakat melaksanakan dan memaknai tradisinya sendiri. Ungkapan itu kiranya tepat untuk melihat masyarakat Tlemang dan ritual adat yang berlangsung di sana. Masyarakat selalu melaksanakan upacara Mendhak yang di dalarnnya ada bagian Nyanggring, sebuah ritual penghormatan untuk mbah Buyut Terik, sang penyebar agama Islam yang dengan kekuatan mampu “menumbuhkan†sesuatu yang mati. Hari wisuda Buyut Terik itulah yang selalu diperingati masyarakat Tlemang setiap tanggal25 -27 Rabi’ul awal setiap tahunnya.Sebuah tradisi yang hidup bersama masyarakat yang selalu bergerak, masyarakat dengan generasi yang selalu berbeda, masyarakat yang memakmi dan melaksamkan tradisinya secara berbeda pula. Sebuah kontinuitas dan diskontinuitas yang tak terhindarkan dalam sebuah tradisi akibat masuknya pendidikan, informasi baru, kemudahan teknologi, arus transportasi yang semunya merujuk pada adanya modernisasi, di samping itu juga munculnya penguatan dalam hal agama. Sebuah perubahan, pergeseran, pemmbahan, penyesuaian atau apapun istilah lainnya, mengacu pada berbagai unsur dalam ritual yang berusaha selalu dikompromikan. Begitulah yang terjadi dengan upacara ritual adat Mendhak/Nyanggring yang tumbuh di Desa Tlemang.Kebersamaan, ketaaatan, goyong royong, solidaritas, menjadi nilai penting yang hadir dalam ritual tersebut. Nilai tersebut dapat menjadi’ruh’ dalam rangka ketahanan budaya dan pengikat tradisi warga Tlemang.Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah serta memberi kami kemudahan, sehingga tulisan ini dapat hadir dalam sebuah buku di hadapan para pembaca. Ada banyak tangan, banyak pihak yang mendukung sampai buku ini hadir di hadapan pembaca. Oleh karena itu, terima kasih kami sampai kepada Balai Pelestarian Nilai Budaya yang telah memberikan dukungan finansial melalui DIPA nya, sejak masa persiapan penelitian, penelitian, penulisan laporan hingga menerbitkan buku ini.Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada warga masyarakat Tlemang yang telah menerima tim kami dengan sangat baik. Kepada kepala Desa Tlemang dan jajarannya yang telah memberi kami ijin untuk blusak blusuk ke seluruh daerah Tlemang. Tidak lupa ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Dinas Kebudayaan Lamongan yang telah mengantar dan mendampingi kami selama berada di Lamongan.Kami sadar bahwa tulisan ini masih ada berbagai kekurangan, semua itu karena keterbatasan kami. Namun kami tetap berharap tulisan ini dapat memberi manfaat dan dapat menginspirasi untuk melahirkan tulisan-tuIisan yang lain. Selamat membaca