Optimalisasi Kombinasi Tipe Rumah pada Pembangunan Perumahan dengan Metode Simpleks

ABSTRAK Peningkatan jumlah penduduk yang tinggi berdampak pada meningkatnya kebutuhan primer bagi manusia, yakni sandang, pangan dan papan. Potensi akan kebutuhan tempat tinggal (papan) perumahan dimanfaatkan oleh developer dengan membangun kompleks perumahan dengan berbagai tipe yang sudah disediakan. Terbatasnya lahan terutama pada daerah perkotaan serta diterapkannya peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 tahun 1987 dan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 tahun 2006 membuat keuntungan yang didapatkan pihak developer berkurang. Tujuan dari developer adalah keuntungan, dengan batasan – batasan yang ada dan mempengaruhi keuntungan yang didapatkan maka diperlukanlah suatu metode atau cara untuk memaksimalkan keuntungan yang akan didapatkan. Salah satu cara peningkatan keuntungan dalam pembangunan lingkungan perumahan adalah penentuan komposisi tipe rumah paling optimal dengan luasan lahan yang tersedia. Tujuan dari penelitian ini adalah penentuan jumlah komposisi optimal tipe rumah, keuntungan maksimal yang didapatkan dan perbandingan antara metode developer dan metode simpleks yang dilakukan penulis. Metode yang digunakan pada penelitian bersifat deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilakukan pada Perumahan Rajasa Residence, yang beralamatkan di Jalan Rajasa, Bumiayu, Kota Malang, adapun pada perumahan ini menyediakan 3 tipe rumah yang bisa dipilih, yakni : tipe maharaja, panglima dan kesatria. Penelitian ini menggunakan metode simpleks sebagai metode penentu tipe rumah paling optimal. Adapun batasan – batasan yang dipakai pada penelitian ini adalah batasan luas lahan, batasan waktu pelaksanaan, batasan dana pembangunan maksimal dan permintaan pasar terakhir. Luas lahan yang tersedia pada Perumahan Rajasa Residence adalah 9000 m2, dengan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 1 tahun 1987 dan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 20 tahun 2006, luas lahan yang bisa dipakai untuk pembangunan rumah adalah 60% dari luas lahan, yakni 5400 m2, adapun sisanya seluas 40% digunakan untuk pembangunan fasilitas umum dan sosial. Hasil dari perhitungan menggunakan metode simpleks dan dibantu dengan tabel alternatif pilihan, didapatkan jumlah rumah optimal tiap tipe, antara lain : tipe maharaja 22 unit, tipe panglima 25 unit dan tipe kesatria 9 unit dengan keuntungan yang didapatkan sebesar Rp 6.142.603.025. Hasil keuntungan yang didapatkan menggunakan metode simpleks lebih besar daripada hasil yang didapatkan oleh pihak developer yang sudah diterapkan pada layout perumahan Rajasa Residence yang menghasilkan keuntungan sebesar Rp 5.600.267.692. Lebih tinggi hasil dari penggunaan metode simpleks sebesar Rp 542.335.332. Berdasarkan hal tersebut, sudah sepatutnya pihak developer melakukan peninjauan ulang tentang penentuan tipe rumah yang akan dibangun, agar memaksimalkan keuntungan yang akan didapatkan