Pengaruh Variasi Kadar Garam Air Asin dan Lama Perendaman terhadap Durabilitas Laston AC-WC (Asphalt Concrete- Wearing Course)

ABSTRACT Pengaruh Variasi Kadar Garam Air Asin dan Lama Perendaman terhadap Durabilitas Laston AC-WC (Asphalt Concrete- Wearing Course) Pada umumnya perkerasan jalan di Indonesia mengalami kerusakan sebelum mencapi umur rencana, terutama daerah yang sering terendam air seperti pada daerah pesisir pantai. Seringkali beberapa ruas yang berada di pesisir pantai tergenang banjir rob dan dapat menurunkan sifat durabilitas (keawetan) lapisan perkerasan jalan. Durabilitas merupakan ketahanan yang dimiliki oleh suatu campuran beraspal dalam mempertahankan sifat aspalnya selama masa pelayanan. Nilai durabilitas yang tinggi mengidentifikasikan bahwa jalan mempunyai sifat yang lebih awet dan mempunyai sifat ketahanan dari air dan cuaca. Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk: (1) mengetahui pengaruh kadar garam air asin dan lama perendaman terhadap parameter Marshall, (2) mengetahui pengaruh kadar garam air asin dan lama perendaman terhadap durabilitas laston AC-WC. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan pemeriksaan campuran beraspal pada kadar aspal 4%, 4,5%, 5%, 5,5%, 6 dan diperoleh KAO sebesar 5,75%. Selanjutnya pembuatan benda uji KAO dengan perlakuan variasi kadar garam dan lama perendaman. Variasi kadar garam yang digunakan antara 0-6%, sedangkan variasi perendaman dilakukan selama 30 menit (0,5) jam, 24 jam, 72 jam, dan 120 jam pada suhu ±60oC, dengan mendapatkan pemanasan selama 10 jam perhari. Pemanasan ini dilakukan untuk menyesuaikan kondisi di lapangan dimana perkerasan jalan mendapat pemanasan dari sinar matahari ±10 jam per hari. Untuk melihat kinerja beton beraspal digunakan dua indikator yaitu durabilitas standar, meliputi Indeks Kekuatan Sisa (IKS) dan durabilitas modifikasi, meliputi Indeks Durabilitas Pertama (IDP) dan Indeks Durabilitas Kedua (IDK). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan yaitu: 1) Nilai stabilitas, VFA, dan MQ mengalami penurunan seiring bertambahnya kadar garam dan lama perendaman. Sedangkan nilai flow, VIM, dan VMA mengalami peningkatan seiring beratambahnya kadar garam dan lama perendaman. 2) Nilai IKS cenderung menurun seiring bertambahnya kadar garam, nilai IKS standar telah memenuhi persyaratan, sedangkan pada IKS variasi kadar garam yang memenuhi persyaratan antara 0-2,1%. Terjadi peningkatan nilai IDP dan IDK, yang mengidentifikasikan penurunan kekuatan. Penurunan kekuatan terbesar terdapat pada kadar perendaman 6%. Sehingga secara umum dapat disimpulkan bahwa semakin besar kadar garam dan lama perendaman akan menghasilkan nilai durabilitas/keawetan yang rendah