Evaluasi kinerja simpang bersinyal (studi kasus simpang Jl. A. Yani - Jl. Borobudur Kota Malang)

Jumlah kepemilikan kendaraan bermotor di kota Malang hampir tiap tahun bertambah. Akibat dari peningkatan jumlah kendaraan tersebut, mengakibatkan kenaikan volume lalu lintas yang menyebabkan kemacetan lalu lintas di setiap ruas jalan kota Malang. Kemacetan lalu lintas banyak terjadi pada persimpangan, karena di persimpangan terjadi pertemuan antara dua atau lebih arus lalu lintas. Salah satu simpang yang kinerja simpangnya perlu di evaluasi adalah simpang Jl. A. Yani – Jl. Borobudur, Kota Malang. Pada simpang ini sering terjadi kemacetan yang menimbulkan tundaan dan panjang antrian pada jam-jam puncak. Oleh karena itu dalam penelitian ini dicoba untuk mengevaluasi pada simpang tersebut. Evaluasi simpang dilakukan berdasarkan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari penelitian di lapangan, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi yang mendukung dengan penelitian ini. Metode perhitungan evaluasi kinerja simpang ini berpedoman pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Dari hasil perhitungan analisa kondisi simpang saat ini (existing) yang terbesar adalah pada hari Selasa sehingga didapatkan hasil Q (arus lalu lintas) pada pendekat Utara = 1353.4 smp/jam, g (waktu hijau) = 55 detik, kapasitas simpang = 1753.12 smp/jam, panjang antrian = 125.3 m. Q (arus lalu lintas) pada pendekat Selatan = 572.6 smp/jam, nilai g (waktu hijau) = 16 detik, kapasitas simpang = 747.716 smp/jam, panjang antrian = 58.8 m. Q (arus lalu lintas) pada pendekat Barat = 601.9 smp/jam, nilai g (waktu hijau) = 28 detik, kapasitas simpang = 779.669 smp/jam, panjang antrian = 106.3 m. Dengan tundaan rata-rata pada simpang = 17.05 det/smp, kendaraan terhenti pada simpang = 0.57 dan DS (Derajat Kejenuhan) pada simpang hari Selasa = 0.772. Hasil penelitian menunjukkan nilai DS (Derajat Kejenuhan) diperoleh 0.772 > 0,75, maka simpang tersebut mengalami kondisi jenuh dan diperlukan perbaikan pada jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Misalnya dengan pemanfaatan rambu lalu lintas di sekitar simpang Jl. A. Yani - Jl. Borobudur, menyediakan lajur-lajur tersendiri untuk keperluan dan memperlambat kendaraan atau dengan pembuatan fly over untuk jangka panjang. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut, misalnya dengan memperhatikan arus lalu lintas dari simpang Jl. Adi Sucipto – Jl. A. Yani, Kota Malang dan mengatur waktu siklus yang ada