Analisis Potensi Mangrove dan Tambak di Provinsi Bali Menggunakan Data Landsat-TM

Data luas dan kondisi hutan mangrove di Indonesia sampai saat ini pada umumnya masih belum akurat. Penerapan teknologi penginderaan jauh merupakan salah satu altematif untuk memperoleh data hutan mangrove. Dalam penelitian ini pengolahan dan analisis data Landsat-TM bertujuan untuk memperoleh informasi dan menganalisis potensi hutan mangrove dan lahan tambak di wilayah pesisir Provinsi Bali. Data primer yang digunakan adalah data Landsat-TM akuisisi tahun 1994, 1995, 1997, dan 1998. Klasifikasi citra dilakukan dengan menerapkan metode maksimum likelihood. Kondisi mangrove dibedakan menjadi tiga kategori kerapatan tajuk vegetasinya, yaitu jarang, sedang, dan rapat/lebat. Penentuan kondisi mangrove tersebut didasarkan pada histogram indeks vegetasi yang diproses dengan menerapkan formula NDVI (Normalized Difference Vegetation Index). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa di Provinsi Bali dalam periode tahun 1994/1995 sampai 1997/1998 terjadi fenomena: a). luas hutan mangrove mengalami kenaikan 93 ha, yaitu dari 1.541 ha menjadi 1.634 ha, b). luas lahan tambak berkurang 193 ha, yaitu dari 1.632 ha menjadi 1.439 ha, c). perbandingan antara luas hutan mangrove dengan luas lahan tambak berubah dari 49%:51% menjadi 53%:47%, dan d). sebagian besar hutan mangrove terdapat di Kabupaten Badung, Jembrana, Buleleng, Denpasar, dan Klungkung, sedangkan sebagian besar lahan tambak terdapat di Jembrana, Buleleng, dan Denpasar.Hlm. 17-3