Pengembangan Aplikasi Monitoring Benda Jatuh Antariksa Berbasis Android

Sampai saat ini diperkirakan lebih dari 16500 benda buatan yang mengitar Bumi, hanya 7% adalah satelit aktif, sisanya benda yang tidak berfungsi yang disebut sampah antariksa. Sampah antariksa ini berpotensi jatuh yang mengakibatkan kerusakan pada permukaan Bumi. Pemantauan sampah antariksa yang melewati wilayah Indonesia sangat perlu dilakukan karena Indonesia yang membentang luas di khatulistiwa menjadikannya selalu dilewati sampah antariksa dan berpotensi jatuh di wilayah Indonesia. Dalam penelitian ini telah dikembangkan sistem informasi pemantauan benda jatuh antariksa berbasis Android dengan nama Space Debris. Perkembangan Android semakin canggih dan mempunyai jumlah pengguna terbanyak di Indonesia maupun di dunia. Aplikasi Android pemantauan benda jatuh antariksa ini dirancang khusus untuk pemantauan di atas wilayah Indonesia melalui koneksi internet secara real-time dengan server pemantauan benda jatuh antariksa. Hasil tampilan pada smartphone Android berupa data real-time peta lintasan sampah antariksa yang berpotensi jatuh di wilayah Indonesia, data orbit sampah antariksa dan perkiraan waktu jatuh. Sistem ini juga mempunyai fitur notifikasi otomatis pada status bar Android yang berfungsi sebagai peringatan dini, jika altitude benda terdeteksi kurang dari 120 km serta sebagai sarana penyampaian informasi dan edukasi tentang benda jatuh antaiksa kepada masyarakat.Hal.67-7