Monitoring Geomagnet di Indonesia

Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merupakan Lembaga Pemerintah non Kementrian, yang mempunyai tugas Pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika (Perpres Pasal 2). BMKG merupakan perwakilan WMO (World Meteorological Organization ) untuk Indonesia. Perkembangan geomagnet di BMKG mulai pada tahun 1866 yang waktu itu pengukurannya dengan menggunakan magnetograf foto. Saat ini pengukuran geomagnet telah menggunakan alat yang digital tetapi alat yang manual tetap digunakan. Jumlah stasiun pengamatan geomagnet ada lima stasiun yaitu Tangerang, Tuntungan (Medan), Tondano (Manado), Pelabuhan Ratu dan Kupang (Nusa Tenggara Timur). Setiap stasiun melakukan pengukuran geomagnet yang terdiri dari pengukuran Diumal Variation, yang menggunakan alat magnetograf foto dan DiFlux Variometer, sedangkan pengukuran geomagnet absolut menggunakan alat DIM Magnetometer dan Proton Precision Magnetometer. Pengukuran absolut juga dilakukan setiap lima tahun sekali di 53 stasiun pengulangan (repeat station) yang tersebar diseluruh Indonesia. Pengukuran ini di gunakan untuk menentukan secular variation dan membuat peta variasi magnet Indonesia. Setiap stasiun pengamatan akan mengirimkan data geomagnet setiap minggu melalui internet dan setiap bulan melalui laporan bulanan yang kemudian data akan dikumpulkan di data base untuk dilakukan pengolahan "dan analisa lebih lanjut. BMKG telah mempunyai jaringan pengamatan geomagnet di seluruh Indonesia. Data geomagnet BMKG telah digunakan oleh beberapa instansi dengan tujuan/implementasi yang bermacam-macam, misalnya Direktorat Keselamatan Penerbangan, TNI AU, Bakosurtanal, Pusat Survei Geologi dan lain sebagainya. Juga menjalin kerjasama dan pertukaran data secara Internasional misalnya dengan IAGA dan Intermagnet.Hal. 7-1