Pengaruh Intrusi Air Laut terhadap Pola Sebaran Permukiman pada Wilayah Pesisir di Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo

ABSTRAK Indraswari, Nurma Novita Suci. Pengaruh Intrusi Air Laut terhadap Pola Sebaran Permukiman pada Wilayah Pesisir di Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo. Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Drs. Didik Taryana, M.Si, (2) Bagus Setiabudi Wiwoho S.Si, M.Si. Kata Kunci: intrusi,salinitas, permukiman, jarak terhadap pantai. Intrusi merupakan proses masuknya air laut menggantikan air tawar. Intrusi oleh air laut umumnya terjadi pada daerah yang berdekatan dengan laut (pesisir). Fenomena intrusi air laut terjadi pada wilayah pesisir di Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo. Fenomena ini diketahui dari sumur-sumur warga yang airnya terasa payau. Pencemaran air tanah karena adanya intrusi air laut akan mengurangi pasokan air bersih, terutama untuk permukiman yang berada di wilayah pesisir.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intrusi air laut terhadap pola sebaran permukiman yang ada pada wilayah pesisir di Kecamatan Panarukan.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei analitis (analitical survey method). Sampel penelitian adalahpermukiman dan sumur. Metode pengambilan sampel untuk menentukan sampel permukiman menggunakan metode sensus. Sedangkan untuk menentukan sampel sumur menggunakan metode sampel titik sistematis (systematic point sampling). Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis statistik inferensial dengan menggunakan metode regresi yang diolah melalui aplikasi SPSS 16.0. Data primer diperoleh melalui observasi langsung (desertai wawancara tidak terstruktur) dan melakukan uji salinitas (menggunakan water quality checker). Sedangkan data sekunder yang digunakan berupa Peta Jenis Tanah, Peta Geologi, dan Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Panarukan.Terdapat 65 sampel sumur dan 24 sampel permukiman yang tersebar dalam empat desa di Kecamatan Panarukan. Sampel sumur memiliki rata-rata kedalaman 0,15-2,90 m dari permukaan tanah atau 3,85-0,03 m dari permukaan laut. Sebagian besar permukiman yang menjadi sampel penelitian memiliki pola sebaran memanjang. Hasil analisis regresi antara variabel jarak dan variabel salinitas adalah signifikan. Hasil analisis regeresi antara variabel salinitas dan variabel permukiman adalah sebagian besar tidak sigifikan. Berdasarkan uji ANOVA atau F test, diperoleh F hitung 1.804 dengan tingkat signifikansi 0,189. Oleh karena probabilitas (0,189) jauh lebih besar dari 0,05 maka model regresi tidak dapat dipakai untuk memprediksi jumlah rumah atau sebaran permukiman. Sebagian besar permukiman di wilayah pesisir Kecamatan Panarukan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan salinitas karena terdapat faktor lain selain salinitas yang memiliki pengaruh lebih besar terhadap permukiman. Jarak terhadap pantai memiliki hubungan yang signifikan terhadap salinitas air tanah. Semakin menjauhi garis pantai, salinitas semakin kecil. Jarak terhadap pantai/laut dan nilai salinitas secara bersamaan tidak mempengaruhi terhadap sebaran permukiman. Penggunaan air tanah secara bijaksana dapat menjaga kualitas maupun kuantitas air tanah agar dapat dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Sebaiknya ada program penyediaan air bersih bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir yang air tanahnya telah tercemar oleh air laut. Sosialisasi dapat diberikan kepada masyarakat mengenai teknik pengolahan air yang telah tercemar agar dapat dikonsumsi sebagai sumber air bersih