Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Kepanjen pada Materi Hidrolisis Garam

ABSTRAK Azizah, Ana Zahrotul. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Kepanjen pada Materi Hidrolisis Garam. Skripsi, Program Studi Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (1) Dr. I Wayan Dasna, M.Si, M.Ed., (2) Drs. Muhammad Su’aidy, M.Pd. Kata Kunci: inkuiri terbimbing, hasil belajar, motivasi belajar. Pembelajaran konstruktivistik disarankan untuk diterapkan di sekolah. Pembelajaran ini menuntut siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri sehingga memerlukan berbagai model pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu model pembelajaran yang digunakan adalah inkuiri terbimbing. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui pengaruh penerapan inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAN 1 Kepanjen pada materi Hidrolisis Garam, (2) mengetahui pengaruh penerapan inkuiri terbimbing terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IPA SMAN 1 Kepanjen pada materi Hidrolisis Garam. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental semu dan deskriptif. Rancangan eksperimental semu digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif. Rancangan deskriptif digunakan untuk mengetahui hasil belajar afektif, psikomotorik, dan motivasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan dua kelas yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen yaitu kelas yang dibelajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Kelas kontrol diajar dengan menggunakan model pembelajaran ceramah-praktikum. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI SMAN 1 Kepanjen tahun ajaran 2010/2011. Instrumen penelitian terdiri atas seperangkat soal tes tentang hidrolisis garam, lembar observasi, dan angket. Soal tes yang digunakan memiliki realibilitas sebesar 0,94. Hasil analisis menunjukkan bahwa tes hasil belajar kognitif memberikan nilai rerata kelas eksperimen sebesar (84,0) berbeda secara signifikan dibandingkan dengan nilai rerata kelas kontrol yaitu sebesar (78,4). Hasil tersebut berbeda secara signifikan thitung 0,017 < 0,05 pada taraf signifikasi 5%. Hasil belajar afektif memberikan nilai rerata kelas eksperimen sebesar (76,09) dan nilai rerata kelas kontrol yaitu sebesar (62,81). Hasil belajar psikomotorik memberikan nilai rerata kelas eksperimen sebesar (75,93) dan nilai rerata kelas kontrol yaitu sebesar (64,68). Begitu pula dengan motivasi belajar kelas eksperimen sebanyak 43,8% termotivasi dan 56,3% sangat termotivasi, teruji lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan 59,4% termotivasi dan 40,6% sangat termotivas