OPtimasi pH Defekasi Pada Pemurnian Nira Tebu Segar dan NiraTebu Wayu Cara Sulfitasi

Efisiensi pemurnian cara sulfitasi ditentukan oleh optimalisai prosesdefekasi sehingga perlu pH optimal. Salah satu cara untuk pemurnian nira adalahpemurnian sulfitasi yang menggunakan gas SO2 dan kapur tohor. Dalampenelitian ini akan diteliti pengaruh variasi pH nira setelah ditambah larutan kapurdan waktu tunda giling terhadap efisiensi proses sulfitasi.Penelitian ini bersifat eksperimental dan dilakukan di Laboratorium PusatPenelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) Pasuruan. Metode pemurnian niradilakukan dengan proses sulfitasi dengan tahap defekasi pada pH pH 8, 9 dan10,baik untuk nira segar maupun nira wayu 4 dan nira wayu 8 hari. Sulfitasi niradilakukan dengan dua kali pemanasan. Pemanasan pertama dilakukan hingga suhu75oC kemudian ditambahkan larutan kapur tohor, sedangkan untuk pemanasankedua dilakukan hingga suhu 100oC dan dialirkan gas SO2. Setelah setling nirajernih dianalisis: persen brik, persen pol, tingkat warna, turbiditas dan kadar CaO.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada proses sulfitasi dengan tahapdefekasi pada pH 8, 9 dan 10 dengan waktu tunda giling 0, 4 dan 8 harimemberikan hasil yang berbeda nyata. Untuk pemurnian nira tebu segar, ditinjaudari kenaikan harkat kemurnian nira, pH optimal adalah 9 dengan nilai kenaikanHK sebesar 4,66%, ditinjau dari tingkat warna pH optimal adalah 10 dengantingkat warna sebear 9.674 IU dan ditinjau dari penurunan kadar CaO pH optimaladalah 8 dengan kadar CaO sebesar 718 ppm, sedangkan ditinjau dari nilaiturbiditas pH optimal adalah 9 dengan nilai turbiditas 23 mg SiO2/L. Waktu tundagiling atau kewayuan tebu memberikan dampak yang nyata terhadap efisiensipemurnian nira secara sulfitasi. Waktu tunda giling 4 dan 8 hari pada pH optimummenurunkan efisiensi pemurnian (delta HK) masing-masing menjadi 4,43 % dan4,27 %, sementara efisiensi pemurnian nira tebu segar adalah 4,66