TRADISI SESAN PADA PERNIKAHAN MASYARAKAT ADAT LAMPUNG SAIBATIN PERSPEKTIF KOMPILASIHUKUM ISLAM (Studi Wilayah Desa Maringgai Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur Tahun 2018)

ABSTRAKTRADISI SESAN PADA PERNIKAHAN MASYARAKAT ADATLAMPUNG SAIBATIN PERSPEKTIF KOMPILASIHUKUM ISLAM (Studi Wilayah Desa MaringgaiKecamatan Labuhan MaringgaiKabupaten Lampung TimurTahun 2018)Oleh:DEWI SINTANPM. 15110004Harta benda telah diatur secara rinci mulai dari harta yang dibawa olehmasing-masing suami dan istri hingga harta setelah bercerai atau ditinggal mati.Ketentuan-ketentuan tersebut bisa dijadikan sebagai rujukan bagi pasangan suamiistri mengenai harta benda dalam perkawinan. Sesan adalah segala sesuatu yangdiberikan oleh pihak pengantin perempuan berupa peralatan rumah tangga kepadapihak pengantin pria yang bertujuan untuk digunakan oleh kedua pengantin setelahmenikah. Apabila melihat praktik pernikahan yang berlangsung menggunakan adatSaibatin terdapat kesenjangan jika dibandingkan dengan ketentuan yang ada dalamKompilasi Hukum Islam terutama mengenai harta bawaan masing-masingpasangan. Dalam hukum adat Lampung Saibatin, harta yang dibawa oleh istri dapatdigunakan oleh suami, begitupun sebaliknya harta yang dibawa oleh pihak suamidapat digunakan oleh si istri.Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui tradisi sesan dandampak sosialnya pada pernikahan masyarakat adat Lampung Saibatin perspektifKompilasi Hukum Islam. Untuk meperoleh data-data yang diperlukan penelitimenggunakan beberapa teknik diantaranya adalah observasi, wawancara, dandokumentasi. Dari data yang diperoleh, baik data lapangan maupun datakepustakaan kemudian dikumpulkan dan diolah agar dapat ditarik suatukesimpulan. Maka dalam hal ini peneliti menggunakan metode analisis kualitatifdengan menggunakan cara berpikir induktif.Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwaapabila melihat ketentuan dalam Kompilasi Hukum Islam tersebut, sesan dalampernikahan adat Lampung tidak sesuai dengan Pasal 85-87. Sesan yang dibawa olehpihak istri menjadi harta milik bersama antara pasangan yang menikah. Padahaldalam Kompilasi Hukum Islam menyebutkan tidak adanya pencampuran hartabawaan hanya dikarenakan menikah. Namun demikian, karena sesan merupakanprosesi adat yang sudah berlangsung dan sudah menjadi tradisi maka tidakdibenarkan menyalahkan aturan adat yang berlaku khususnya pada pernikahan adatLampung Saibatin.Kata Kunci : Sesan, Pernikahan Adat Lampung Saibatin, KH