ANALISA AKAD GADAI DI PEGADAIAN SYARIAH KOTA METROPERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH MUI NO. 25/DSNMUI/III/2002.(studi kasus di pegadaian syariah kota metro 2018)

ANALISA AKAD GADAI DI PEGADAIAN SYARIAH KOTAMETRO PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONALMUI NO. 25/DSN-MUI/III/2002.(Studi Kasus di Pengadaian Syariah Kota Metro Tahun 2018)ABSTRAKAkad gadai merupakan perjanjian-perjanjian atau kesepakatankesepakatanantara pihak murtahin dengan pihak rahin. Gadai merupakan saranatolong-menolong bagi umat muslim karena daalam pelaksanaanya tidakmensyaratkan adanya imbalan jasa. Praktek gadai sudah sangat di kenal oleh danlazim dilaksanakan sebagai salah satu akad dalam aktivitas ekonomi dengan caramenahan dengan salah satu harta milik si peminjam sebagai jaminan ataspinjaman yang di terimanya. Seperti yang terjadi di pegadaian kota metropelaksanaan akadnya ialah ketika rahin (pemberi gadai ) menawarkan baranggadaian dan jumlah dana yang dipinjamkan kepada murtahin (penerima gadai)setelah di setujui kemudian rahin menyerahkan barang jaminannya kepadamurtahin, jaminan dalam akad gadai di gunakan sebagai bentuk kepercayaanantara rahin dan murtahin.Pegadaian Syariah adalah salah satu dengan prinsip Syariah. DewanSyariah Nasional merupakan salah satu lembaga yang di bentuk oleh MajelisUlama Indonesia dibentuk dalam rangka mewujudkan aspirasi umat Islammengenai masalah perekonomian dan mendorong penerapan ajaran Islam dalambidang Perekonomian atau keuangan yang di laksanakan sesuai dengan tuntunansyariat islam. Akad gadai di berlandasan atau berpedoman pada fatwa DewanSyariah Nasional MUI No. 25/DSN-MUI/III/2002 agar akad gadai tidakmelanggar atau menyalahi aturan syariat Islam. Penelitian ini bertujuan untukmenganalisa akad gadai di Pegadaian Kota Metro Perspektif Fatwa DewanSyariah Nasional MUI No. 25/DSN-MUI/III/2002.Kata Kunci : Akad Gadai, Pegadaian Syariah, Fatwa DS