KEDUDUKAN ANAK ANGKAT TERHADAP HARTA ORANGTUA ANGKAT DALAM PERSPEKTIF KHI(Studi Kasus di Kampung Pujo Asri Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2013)

Keberadaan anak angkat di tengah masyarakat adat yang dilakukan oleh keluarga tertentu, nampaknya menjadi fenomena yang cukup menarik untuk dapat diperbincangkan dalam khasanah keilmuan dewasa ini. Anak merupakan amanat dari Tuhan yang maha kuasa, yang diberikan agar dapat dipelihara secara lahir dan batin oleh keluarga. Penyebab pengangkatan anak biasanya karena adanya pasangan rumah tangga yang tidak dikaruniai anak, sehingga memutuskan untuk mengangkat anak orang lain atau anak kerabat sendiri untuk diasuh seperti layaknya anak kandung. Dapat pula terjadi dengan adanya kemungkinan karena kedua orang tua kandung memang tidak mampu secara ekonomi membiayai hidup si anak. Beberapa sebab lain dapat pula terjadi, sehingga oleh keluarga lain si anak kemudian diambil untuk dijadikan anak angkat.Pengangkatan anak oleh keluarga tertentu pada akhirnya mempunyai akibat-akibat yang mungkin terjadi di kemudian hari. Keberadaan anak angkat dalam keluarga memungkinkan adanya ikatan emosional yang tinggi, yang tidak lagi memisahkan satu dengan yang lain. Sehingga, pada saatnya anak angkat dapat diperhitungkan sebagai orang yang berhak mendapatkan harta orang tua angkat setelah meninggal. Adapun pemberian harta warisan kepada anak angkat di Kampung Pujo Asri Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah. Berangkat dari hal tersebut diatas, maka penulis mengadakan penelitian di Kampung Pujo Asri Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah tentang kedudukan anak angkat terhadap harta warisan, apakah anak angkat berhak mendapatkan harta warisan dari orang tua angkatnya dalam hukum adat jawa dan KHIAdapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hukum adat jawa dan KHI terhadap kedudukan anak angkat terhadap harta warisan serta mencari kepastian hukumnya. Penelitian bersifat deskriptif normatif, dan menggunakan metode pengumpulan data dengan teknik observasi dan wawancara sebagai metode utama sedangkan metode dokumentasi sebagai metode pendukung.Dari hasil analisa data disimpulkan bahwa proses pemberian harta warisan kepada anak angkat yang dilakukan di KAmpung Pujo Asri, berdasarkan fakta-fakta yang dikumpulkan dan dari pengamatan di lapangan terdapat pemberian harta warisan yang belum sesuai dengan hukum waris dalam adat jawa dan KH