HUKUM SEORANG SUAMI MERUJUK ISTRINYA DENGAN CARA MENGGAULI MENURUT MAZHAB HANAFI DAN MAZHAB SYAFI’I

Skripsi ini membahas tentang “HUKUM SEORANG SUAMI MERUJUK ISTRINYA DENGAN CARA MENGGAULI MENURUT MAZHAB HANAFI DAN MAZHAB SYAFI’I”. Kajian ini dilatar belakangi oleh pentingnya pemahaman tentang tata cara rujuk. Rujuk merupakan sesuatu yang disyariatkan dalam Islam sebagai solusi atau cara bagi pasangan suami istri yang hendak memperbaiki hubungan rumah tangga yang sempat terputus, karena terjadi perceraian. Adapun penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: Bagaimana pemahaman tentang tata cara rujuk dengan menggauli menurut pendapat mazhab Hanafi dan mazhab Syafi’i. Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian kepustakaan (library research) yaitu dengan mengambil, membaca, dan menelaah literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode content analysis. Menelusuri jalur kedua pendapat mazhab antara mazhab Hanafi dan mazhab Syafi’i dengan menggunakan metode komperatif. Kajian ini menunjukkan: berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan bahwa mazhab Hanafi dan mazhab Syafi’i terdapat perbedaan pendapat tentang tata cara rujuk dengan cara menggauli. Mazhab Hanafi berpendapat bahwa rujuk dengan menggauli dianggap sah, sedangkan mazhab Syafi’i berpendapat rujuk dengan cara menggauli tidak sah. Perbedaan ini didasari oleh berbeda dalam memahami konteks Al-Qur’an serta berbeda dalam mendefinisikan pernikahan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam persoalan fiqh munakahat khususnya masalah rujuk. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu sumbangsi pemikiran dan memperkaya kepustakaan pembaca untuk menambah wawasan tentang cara rujuk dengan cara menggauli menurut mazhab Hanafi dan mazhab Syafi’i. i