SISTEM PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA (SHU) DI KOPERASI MAHASISWA (KOPMA) UIN RADEN FATAH PALEMBANG DITINJAU DARI PERSEFEKTIF EKONOMI ISLAM (Skripsi)

Koperasi Mahasiswa (KOPMA) merupakan salah satu bentuk koperasi yang bergerak dalam bidang usaha saja. Koperasi yang bergerak dalam bidang usaha ini cenderung mendapatkan keuntungan dan akan membagi hasil dari Sisa Hasil Usaha (SHU). Hal ini yang akan ditelusuri apakah ada relevansinya dengan yang disebut dalam fiqih muamalah dengan istilah Mudharabah. Sistem bagi hasil dalam koperasi ditentukan sesuai dengan kesepakatan bersama dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT). Biasanya besar atau kecilnya keuntungan yang akan diterima oleh setiap anggota koperasi sesuai dengan jumlah jasa usaha anggota. Permasalahannya sekarang ini adalah masih banyaknya usaha yang dilakukan tidak mengacu pada hukum islam terutama mengenai bagi hasil dalam perkoprasian. Padahal, setiap usaha khususnya dibidang perdagangan sudah diatur dalam ajaran islam. Penelitian ini adalah penelitian lapangan, adapun sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi lapangan, studi kepustakaan, dan studi dokumentasi. Untuk menganalisa data dilakukan dengan teknik-teknik deskriptif kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pertama, cara pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) di Koperasi Mahasiswa membagi keuntungan yang didapat selama satu tahun, dengan terlebih dahulu mengurangi biaya-biaya yang bisa dipertanggungjawabkan. Kemudian membaginya kedalam enam komponen (dana cadangan, dana anggota, dana pengurus, dana pengawas dan karyawan, dana dana pendidikan dan dana sosial). Setelah itu pembagian keuntungan yang didapat selama satu tahun sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT). Kedua, cara pembagian Sisa Hasil Usaha di Koperasi Mahasiswa, bila dilihat dari prosedur pembagiannya memegang prinsip mudharabah, karena koperasi ini tidak menggunakan sistem riba (bunga) dan pembagiannya berdasarkan kesepakatan bersama, maka jika dipandang dari persefektif islam tidak bertentangan