ZAKAT SAHAM DAN OBLIGASI MENURUT PANDANGAN YUSUF QARDAWI DALAM KITAB FIQH ZAKAT (Skripsi)

Kata zakat yang terdapat di dalam al-Qur’an selalu bergandengan dengan kata shalat. Hal ini menunjukkan bahwa kedudukan zakat ini sangat penting di dalam Islam. Zakat yang selama ini dimaknai secara tradisional, didobrak oleh Yusuf Qardawi dengan membuat kategori baru tentang zakat. Salah satu diantaranya yaitu zakat saham dan obligasi. Mengenai kewajiban zakat saham dan obligasi para ulama telah sepakat untuk mengeluarkan zakatnya karena saham dan obligasi merupakan harta kekayaan ada hak orang lain di dalamnya (zakat, infak dan sedekah). Dalam hal ini penulis meneliti pendapat Yusuf Qardawi yang berkenaan dengan zakat saham dan obligasi. Adapun permasalahannya yaitu zakat saham dan obligasi menurut pandangan Yusuf Qardawi. Adapun jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan dengan menggunakan data sekunder dan dianalisis secara deskriptif, kualitatif. Dari penelitian tersebut dapat penulis simpulkan bahwa menurut Yusuf Qardawi, zakat saham atas perusahaan itu terdapat dua pendapat, pendapat yang pertama perusahaan industri murni ini tidak melakukan kegiatan perdagangan maka sahamnya tidak wajib dizakati sedangkan pendapat kedua ini perusahaan dagang murni yang membeli dan menjual tanpa mengeluarkan kegiatan pengolahan, maka sahamnya wajib dikeluarkan zaktnya semua jika sudah berlalu waktu satu tahun dan zakatnya sebesar 2,5%. Dasar hukum yang beliau pakai antara lain keumuman al-Qur’an dan hadis. Sedangkan obligasi wajib dikeluarkan zakatnya apabila obligasi itu sudah berada ditangan pemilik selama satu tahun atau lebih. Obligasi yang mendatangkan bunga, sebagaimana deposito berbunga itu wajib dikeluarkan zakatnya seperti zakat perdagangan, yaitu sebesar 2,5%