PENGEMBANGAN MODEL SISTEM PENGAWASAN KEDISIPLINAN PEGAWAI PADA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN MOJOKERTO

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1). Bagaimana evaluasi Model Sistem Pengawasan Kedisiplinan Pegawai pada Kementrian Agama Kabupaten Mojokerto?; (2). Faktor-Faktor apa saja yang menyebabkan kurangnya disiplin pegawai?rnPenelitian merupakan penelitian kualitatif berbentuk field research (penelitian lapangan) yang menggunakan metode observasi dan wawancara. Adapun subyek dalam penelitian ini adalah 9 (sembilan) orang informan yaitu dari pihak-pihak yang berkompeten yang terkait dengan penelitian. Setelah semua data terkumpul maka penulis berusaha menjelaskan suatu obyek permasalahan secara sistematis serta memberikan analisa secara cermat terhadap obyek kajian tersebut yaitu dengan tehnik deskriptif kualitatif, analisis data ini diwujudkan bukan dalam bentuk angka-angka melainkan dalam bentuk uraian deskriptif. rnHasil dari penelitian ini yaitu: Pertama; Pengawasan kedisiplinan pegawai di lingkungan Kementrian Agama Kabupaten Mojokerto selama ini masih tergolong minim, hal ini didasarkan dengan hasil Audit yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Departemen yang di dalamnya menyatakan bahwa pada bagian aspek sumber daya manusia terdapat kelemahan atau kurang berjalannya sistem kontrol (pengawasan) yang melekat pada pimpinan. Adapun kelemahan-kelemahan pada sistem pengawasan kedisiplinan yang ada sebagaimana didiskusikan yaitu aturan yang ada mengalami kesulitan untuk dijalankan secara maksimal yang disebabkan banyak aturan yang belum memiliki batasan-batasan secara tegas dan aturan tersebut juga dibuat secara sepihak tanpa melibatkan pendapat karyawan, pemberian reward terhadap prestasi yang dihasilkan karyawan cenderung tidak prorposional dan bahkan sering tidak ada, tidak ada sangsi yang tegas dari pimpinan ketika terjadi pelanggaran, kurangnya faktor keteladanan pimpinan, sifat wibawa atau sifat karismatis pimpinan yang kurang di mata bawahannya, sistem pengawasan kedisiplinan yang dibuat belum mampu memotivasi karyawan dalam bekerja dan sistem yang ada masih memberikan peluang yang luas bagi setiap pegawai untuk melakukan pelanggaran. Oleh karena itu berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut maka sangat perlu dilakukannya perubahan dengan menyempurnakan model pengawasan kedisiplinan yang ada.rnKedua; Langkah-Langkah konkrit evaluasi pengembangan model sistem pengawasan kedisiplinan pegawai pada Kementrian Agama Kabupaten Mojokerto adalah sebagai berikut: (1) Memperbaiki aturan yang ada; (2) Membuat sistem reward dan Punishment secara imbang dan konsisten. Pemberian reward hendaknya dilakukan secara rutin setiap tahunnya yang mana diberikan dengan dua cara yaitu berupa materi seperti pemberian penghargaan kepada karyawan yang berupa barang atau uang dan berupa non materi seperti pemberian penghargaan pada karyawan yang bertindak selalu disiplin baik berbentuk lisan atau tulisan (berupa Piagam penghargaan ). Adapun Punishment hendaknya juga diberikan dengan adil pada setiap karyawa yang melakukan pelanggaran dengan cara teguran lisan, tulisan dan tindakan. (3) Memberi keteladanan pimpinan secara maksimal dengan cara meningkatkan kesadaran di kalangan pimpinan akan arti pentingnya kedisiplinan, menyatukan dan mempererat komitmen dikalangan pimpinan, selalu melakukan evaluasi secara rutin untuk mengkontrol prilaku para pimpinan dan bawahan.r