PENGARUH SELEKSI KREDIT TERHADAP KREDIT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT SEDAYADHANA MAKMUR MALANG

Dengan semakin kompleksnya masalah perbankan di Indonesia dan sebagai upaya mengatasi dampak negatif dari pemberian kredit oleh perbankan, maka hal ini yang menyebabkan pemerintah melaksanakan kebijakan moneter dan perbankan yaitu kebijakan 1 Juni 1983. Kebijakan 1 Juni 1983 bertujuan untuk menghapus pagu kredit sebagai suatu instrumen langsung Bank Indonesia, meningkatkan mobilitas dana masyarakat, dan mengurangi ketergantungan bank-bank pada Bank Sentral.rnSebagai kelanjutan dari kebijkan 1 Juni 1983 pemerintah menempuh serangkaian kebijakan keuangan yang mendasar pada tanggal 27 Oktober 1988 yang dikenal dengan Pakto 27. Kebijakan di bidang perbankan ini mencakup kemudahan pembukaan kantor bank dan pendirian bank swasta baru, baik bank swasta nasional, bank asing, bank campuran, maupun Bank Perkreditan Rakyat. Sebagai upaya membangun sektor keuangan yang tangguh, efisien dan mampu mendukung kebutuhan pembangunan di masa mendatang, maka pada tanggal 29 Januari 1990 pemerintah mengeluarkan paket kebijakan di bidang perbankan khususnya yang mengatur tentang penyempurnaan sistem perkreditan di antaranya program perkreditan untuk usaha kecil.rnSelanjutnya, agar kemajuan di bidang perbankan dapat ditingkatkan, Undang- Undang Perbankan Tahun 1967 yang menjadi kekuatan riil perlu dikembangkan dan disempurnakan. Untuk mencapai maksud tersebut, disusunlah Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 salah satu menyebutkan bahwa Bank Indonesia berkewajiban memajukan perkembangan kredit yang sehat serta mengadakan pengawasan terhadap urusan kredit.rnMengingat dengan semakin luasnya kegiatan perbankan dalam dunia usaha dewasa ini, terutama dalam sektor perkreditan di mana persaingan semakin meningkat, untuk itu pihak bank harus lebih selektif dalam memberikan kreditnya di masyarakat agar tujuan perusahaan dapat dicapai.rnUntuk menjaga agar kredit yang telah disalurkan atau yang akan disalurkan tidak mengalami kegagalan, maka diperlukan cara mengefektifkan pengelolaan kredit pada bank. Cara yang ditempuh untuk mengefektifkan pengelolaan kredit oleh masing- masing bank adalah tidak sama, tergantung pada kondisi pasar serta keadaan yang menjadi sasaran, yaitu nasabah.rnDari kegiatan yang dilakukan pada selama ini, pihak bank merasakan bahwa ada beberapa nasabah yang belum bisa memenuhi kewajiban sebagaimana yang ditetapkan oleh bank, sehingga apabila hal tersebut tidak segera diatasi, maka dapat menghambat kelancaran dari penyaluran kredit.rnBerdasarkan uraian di atas, maka ditentukan judul :74 hl