Analisa Biodiversitas Ekosistem Hutan Mangrove Menggunakan Ekstraksi Data Satelit Penginderaan Jauh (Studi Kasus: Teluk Lamong)

Hutan mangrove terbesar didunia berada di kawasan Asia Tenggara dengan luas sekitar 61.250 km2 dengan kurang lebih 47 spesies berada di wilayah Indonesia. Namun, karena adanya pembangunan seperti pelabuhan, kawasan industri, pergudangan dan tambak yang berlebih menjadikan aktivitas pertumbuhan mangrove terganggu oleh pencemaran lingkungan yang menyebabkan luas hutan mangrove mengalami penurunan yang sangat drastis yaitu 50% dalam 11 tahun terakhir. Selain itu tidak tersedianya peta terkait biodiversitas menyebabkan sulitnya pemantauan akan ekosistem hutan mangrove. Sehingga dilakukan penelitian pada tugas akhir ini menggunakan data citra satelit resolusi tinggi yaitu Pleiades 1A tahun 2015, dan data insitu biodiversitas mangrove tahun 2018. Sedangkan metode yang digunakan adalah dengan algoritma NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) dan metode plot acak. Berdasarkan reklasifikasi NDVI dan data insitu, mangrove yang ada di lokasi penelitian terdiri dari 3 spesies dominan yaitu : Avicennia alba, Avicennia marina, dan Rhizopora stylosa dengan nilai rentang NDVI berturut-turut adalah 0,65-0,73, 0,73-0,81, dan 0,81-0,88. Sedangkan nilai indek kekayaan jenis, indek keanekaragaman dan indek kemerataan jenis berturut-turut adalah 0,8983 ; 0,2442 dan 0,2223. Ketiga nilai tersebut menunjukkan bahwa ekosistem mangrove di Teluk Lamong memiliki tingkat biodiversitas rendah. Selain itu nilai koefiseien korelasi terbesar ada pada dominasi, hal ini menunjukkan bahwa dominasi sangat berpengaruh terhadap perkembangan jenis mangrove hal ini dikarenakan perhitungan dominasi dan NDVI memiliki parameter yang sama yaitu tutupan tajuk. ============= The largest mangrove forest in the world is located in Southeast Asia which area about 61,250 km2. Approximately 47 species are located in Indonesia. However, due to the various constructions such as port, industrial, warehousing and pond, caused activity of the mangrove growth disrupted by environmental pollution that effect the area of mangrove forest decreasing drastically to 50% in the last 11 years. In addition, the unavailability of maps related to biodiversity causes difficult monitoring of mangrove forest ecosystems. So that, the research for this final project used high resolution of satellite image data of Pleiades 1A 2015 and insitu data of mangrove biodiversity in 2018. While the method used is NDVI algorithm (Normalized Difference Vegetation Index) and random plot method. Based on NDVI reclasification and insitu data, mangroves which located in the study sites consisted of 3 dominant species, those are: Avicennia alba, Avicennia marina, and Rhizopora stylosa with the value of the NDVI range were 0.65-0.73 ; 0.73-0.81, and 0.81-0.88. While the value of R1 , H’ and E are 0.8983; 0.2442 and 0.2223. All three values indicate that the mangrove ecosystem in Lamong Bay has low biodiversity level. Moreover, the value of the largest correlation coefficient is in dominance, it shows that dominance is very influential on the development of mangrove type because the calculation of dominance and NDVI have the same parameters which is canopy cover