Fire Risk Assessment Of Terminal LPG Semarang

Terminal LPG Semarang sebagai salah satu fasilitas vital yang menunjang aktivitas bongkar muat dan distribusi LPG sebagai bahan bakar untuk kebutuhan rumah tangga yang mencakup area Jawa Tengah muncul sebagai salah satu objek yang cukup vital untuk dilakukan penilaian risiko risiko kebakaran. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa pada fasilitas serupa pada Depot LPG Cilacap telah terjadi kasus kebakaran pada tangki timbun LPG yang dimilik Depot LPG Cilacap. Ekskalasi yang akan dihadapi yang akan dihadapi juga tidak terbantahkan terutama ketika ketidatersediaan penilaian risiko kebakaran mengakibatkan rencana mitigasi menjadi tidak terpetakan. Riset ini menekankan kepada penilaian risiko secara kuantitatif untuk menentukan level resiko. Proses penilaian dilakukan dengan menggunakan metode Hazard and Operability (HAZOP) Study untuk menilai potensi bahaya yang didasarkan pada bagaimana keseluruhan sistem di terminal bekerja, Analisa Frekuensi menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) dan Event Tree Analysis (ETA), Analisa konsekuensi menggunakan perangkat lunak Process Hazard Analysis Software Tools, dan representasi risiko menggunakan Company Risk Matrix. Proses analisa dibatasi hanya dengan memodelkan kemungkinan-kemungkinan dari kebucoran instalasi menggunakan variasi kebocoran sebesar 3 mm, 10 mm, 50 mm, dan 150 mm. Hasil dari penilaian risko secara kuantitatif kemudian akan menjadi dasar analisa mitigasi kebakaran atau Pre Fire Planning untuk menganalisa kemampuan dari fasilitas pemadam pada Terminal LPG Semarang. Hasil dari keseluruhan penilaian risiko ditemukan bahwa dalam kegiatan operasi terminal ditemukan potensi bahaya dari kegagalan seperti overpressure, temperatur tinggi, flow rate tinggi dapat menyebabkan eskalasi yang menyebabkan kegagalan komponen yang mengakibatkan kebocoran gas. Analisa frekuensi menemukan bahwa frekuensi tertinggi terdapat dalam sistem bongkar LPG dari kapal pengangkut LPG, sedangkan frekuensi terendah ditemukan pada sistem yang melibatkan tangki timbun LPG. Dari analisa konsekuensi ditemukan bahwa kkonsekuensi tertinggi ditemukan pada sistem yang melibatkan tangki timbun dimana faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah banyaknya jumlah LPG yang terdapat pada tangki timbun dibanding sistem lainnya. Dalam proses representasi resiko ditemukan bahwa konsekuensi dari beberapa skenario tidak dapat ditangani oleh fasilitas yang ada sehingga membutuhkan sebuah rencana mitigasi yang dituangkan dalam Pre Fire Planning. Dari perencanaan mitigasi ditemukan bahwa beberapa parameter fasilitas tidak memenuhi syarat untuk mengatasi skenario yang menjadi tinjauan. Salah satu fasilitas yang perlu dilakukan peningkatan kemampuannya adalah peningkatan kapasitas suplai air pemadam sebanyak setidaknya 4.000 m3. ================================================================= Terminal LPG Semarang as one of vital facilities in handling hydrocarbon energy for cooking fuel covering Northern Central Java region is one of appealing subject to do safety assessment, espescially fire risk assessment. The importance of the assessment is inevitable since in similar facility such as Terminal LPG Cilacap there was already an fire occurence that lead in conclussion that it’s fire fighting equipment cannot overcome incoming incident. The unavailability of fire risk assessment in Terminal LPG Semarang also has inevitable escalation since the specific action that need to be taken during certain fire incident have not planned well. This research are focusing to do the Quantitative Risk Assessment as an baseline for determining the Fire Risk and its hazard potency. The process are involving performing Hazard and Operability (HAZOP) based on Terminal System P&ID, Frequency analysis such as Fault Tree Analysis and Event Tree Analysis, and Consequences analysis using Process Hazard Analysis Software Tools, and risk representation using Company Risk Matrix. And the result will be baseline to arrange Pre Fire Planning Assessment based on the possible event that may occur and analyze Terminal Fire Fighting Facility wether it can overcome the possible occurence or not. The concern to model the outcome of the fire risk are to determine what the output based on various leak scenario such as: 3 mm, 10 mm, 50 mm, and 150 mm bore diameter. The result concluded that in the operational process of the LPG system there are several potential hazard such as: overpressure, high temperature, high flow rate, and blockage of the system that can lead into failure of the system caused gas leak and then gas released from the system. The frequency analysis conclude the node involved in Loading Line has the higher frequency, meanwhile the lowest frequency located on system which involved the storage tank. The consequences modelling show the effect of the scenario is differ based on the working parameter of the corresponding facility. The risk representation shows that affected zone based on leak scenarios shows that several locations are located in high risk area of fire hazard and need special attention regarding its Terminal’s ability to overcome the possible scenarios. The high risk level in need of special attention will become baseline to dtermine the mitigation plan, or so called the Pre Fire Planning. To overcome the potential hazard mitigation plan found that Terminal LPG Semarang need improvement at their fire extinguishing equipment such as improvement of water supply capacity as fire extinguishing agent by atleast 4.000 m3