PERBANDINGAN DAYA HAMBAT ANTARA SABUN ANTISEPTIK DAN EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle Linn) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Escherichia coli

ABSTRAK Latar Belakang. Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di negara-negara berkembang. Salah satu cara yang paling umum dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit infeksi adalah dengan mencuci tangan menggunakan sabun antiseptik. Akhir-akhir ini gaya hidup kembali ke alam banyak digunakan oleh masyarakat, yaitu dengan menggunakan tanaman herbal. Daun sirih dapat digunakan sebagai antibakteri karena mengandung 4,2% minyak atsiri. Bakteri Escherichia coli merupakan patogen utama penyebab infeksi pada manusia. Metode. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratorium post test only control group. Bahan uji yang digunakan adalah sabun LB, sabun DT, ekstrak daun sirih 25% dan 50%, povidone iodine 1% sebagai kontrol positif dan aquades sebagai kontrol negatif. Masing-masing perlakuan direplikasi sebanyak empat kali. Efek antibakteri diukur dari luasnya zona hambat yang terbentuk. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata zona hambat bahan uji yang tertinggi adalah sabun LB yaitu 49,875 mm, dilanjutkan ekstrak daun sirih 50%, 25%, dan sabun DT dengan masing-masing zona hambat yang terbentuk adalah 27,05 mm, 23,525 mm, dan 22,25 mm. Untuk kelompok kontrol positif memiliki zona hambat yaitu 29,525 mm, dan kontrol negatif tidak terbentuk zona hambat. Hasil uji statistik menggunakan Kruskal-Wallis didapatkan nilai signifikansi