Pengaruh Temperatur Terhadap Sifat Fisik Dan Kinetic Rate Tar Hasil Pirolisis Serbuk Kayu Mahoni Dengan Rotary Kiln

Salah satu teknologi yang digunakan dalam mengembangkan energi baru dan terbarukan adalah teknologi pirolisis. Pirolisis merupakan proses dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa melibatkan oksigen, untuk mendapatkan molekul yang lebih kecil dan ringan. Pada temperatur diatas 200oC, lignocellulosic material (kayu), terdegradasi dan akan terbentuk char, cairan (tar) dan gas. Dari penelitian sebelumya pirolisis dilakukan dengan menggunakan fixed bed reactor. Untuk efisiensi termal yang lebih baik maka diperlukan optimasi desain atau mekanisme pirolisis. Perubahan pada mekanisme pirolisis dalam meningkatkan optimasi produk kali ini menggunakan sistem rotary kiln. Dimana rotary kiln adalah dapur horisontal dengan biomassa yang di gerakan pada putaran tertentu sepanjang piroliser. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimental, dimana mempunyai variabel bebas temperatur. Variasi temperatur yang digunakan 250 ˚C, 350 ˚C, 450 ˚C, 500 ˚C dan 600 ˚C. Serbuk kayu mahoni yang digunakan sebanyak 200 gram dengan kadar air 2%. Serbuk kayu di masukan kedalam peralatan pirolisis, kecepatan putar pada tungku diatur pada putaran 10 Rpm. Pemenasan diperoleh dari pemanasn listrik dengan laju pemanasan 1073oC/Jam, proses pirolisis dilakukan selama 180 menit. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, temperatur mempengaruhi hasil kinetic rate tar pada pirolisis rotary kiln. Nilai dari kinetic rate tar yang dihasilkan dari perhitungan menunjukan bahwa semakin tinggi temperatur maka kinetic rate yang dihasilkan semakin besar , Hal ini dikarenakan kinetic rate dipengaruhi oleh temperatur dan volume tar yang dihasilkan dari pirolisis rotary kiln. Sedangkan pada sifat fisik tar, dimana volume tar, massa tar, densitas tar, viskositas tar dan nilai kalor. Volume, massa dan nilai kalor pada tar mengalami peningkatan disetiap penambahan temperatur, tetapi akan mengalami penurunan pada temperatur setelah 500 oC, karena pada temperatur diatas 500 oC mengalami reaksi sekunder dimana dalam reaksi ini sebagian tar akan terdekomposisi menjadi gas