Evaluasi Pelaksanaan Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (Smk3) Pada Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia dan kemajuan teknologi. Bidang-bidang kehidupan manusia yang makin beragam menuntut industri jasa konstruksi harus mampu bersaing. Belakangan ini topic K3 merupakan salah satu isu yang mulai ramai diperbincangkan. Pemerintah selaku pengawas proses SMK3 membuat berbagai peraturan mengenai proses penyelenggaran sampai pengalokasian biaya proses SMK3. Pelaksana proyek juga dituntut untuk lebih berkomitmen dalam proses SMK3. Contohnya dengan melakukan audit K3 memiliki sertifikasi sesuai standar yang ditentukan oleh pemerintah. Keseluruhan penyelengaraan sistem manajemen K3 yang baik tentunya membutuhkan dana. Pemahaman yang kurang terhadap pedoman serta surat edaran yang sudah dikeluarkan pemerintah terhadap SMK3 dan biaya penyelengaraannya dalam suatu proyek adalah salah satu faktor utama penyebab kurangnya kesadaraan akan pentingnya K3 dalam suatu proyek. Selain itu ada sanksi yang dapat diterima oleh penyedia jasa jika SMK3 tidak dilaksanakan. Proses penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dimana proses penelitian mengandalkan metode observasi dan wawancara untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Dari penelitian ini mengidentifikasi proyek yang diteliti termasuk proyek yang memiliki potensi bahaya rendah. Pekerjaan bersifat tidak berbahaya dan/atau mempekerjakan tenaga kerja kurang dari 100 orang dan/atau nilai kontrak dibawah Rp. 100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah). Evaluasi dari proyek yang diteliti menghasilkan proyek ini belum menjalankan proses SMK3 yang sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Tidak adanya proses SMK3 dikarenakan tidak adanya biaya proses SMK3 yang dialokasikan kedalam kontrak dan kurangnya sosialisasi peraturan tentang K3 oleh pemerintah