Analisis Histopatologi Hepatopankreas pada Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) yang Diinfeksi White Spot Syndrome Virus (WSSV).

Sejak awal tahun 1994 produksi udang dari sektor budidaya tambak mengalami penurunan yang disebabkan karena adanya penyakit dan menurunnya kualitas air. Untuk mengatasi menurunnya produksi udang, pemerintah memperkenalkan udang vaname (Litopenaeus vannamei). Udang vaname tergolong mudah untuk dibudidayakan, hal itu pula yang membuat para petambak udang di tanah air beberapa tahun terakhir banyak yang membudidayakannya. Sejalan dengan keberhasilan dalam kegiatan budidaya udang vaname, selama proses budidaya tersebut sering mengalami masalah salah satunya yaitu dengan adanya udang yang terinfeksi penyakit. Akhir-akhir ini penyakit yang menginfeksi udang vaname adalah White Spot Syndrome Virus (WSSV). Berdasarkan pemeriksaan histologis, jaringan target dari proses replikasi virus WSSV biasanya menginfeksi insang, kaki renang, kaki jalan, lambung, jaringan limfoid, saluran pencernaan, dan kelenjar antenal. Dalam deteksi penyakit WSSV dapat menggunakan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) dan untuk mengetahui kerusakan sel atau jaringan yang telah ditimbulkan oleh virus WSSV dapat dilakukan analisis histopatologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran histologi organ hepatopankreas udang vaname pasca infeksi virus White Spot Syndrome Virus (WSSV) serta memberikan informasi mengenai gejala klinis udang vaname pasca infeksi virus White Spot Syndrome Virus (WSSV). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Maret di Laboratorium Manajemen Kesehatan Hewan Akuatik (MKHA), Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara, Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan serta 1 perlakuan control (tanpa infeksi WSSV) dan 3 ulangan. Perlakuan A (konsentrasi 102), perlakuan B (konsentrasi 103), dan perlakuan C (konsentrasi 104). Parameter utama dalam peneitian ini adalah histopatologi hepatopankreas udang vaname sedangkan parameter penunjang dalam penelitian ini adalah gejala klinis, survival rate dan kualitas air. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah infeksi virus WSSV dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh terhadap histopatologi hepatopankreas udang vaname. Kerusakan yang ditemukan adalah adanya hipertropi inti sel dan vakuola. Adapun nilai rerata kerusakan hipertropi inti sel organ hepatopankreas dengan persamaan y = 2,6296+0,000019x dengan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,6863. Hasil rerata skoring vakuola pada hepatopankreas memberikan hasil tidak berbeda nyata dengan rerata kerusakan sel sebesar 0,2. Hasil pengamatan gejala klinis udang vaname yang tidak diinfeksi WSSV yaitu alat tubuh lengkap dan badan berwarna putih benih atau cerah. Sedangkan gejala klinis udang vaname yang dinfeksi virus WSSV yaitu nafsu makan menurun, pergerakan pasif dan lebih banyak diam, kaki renang serta kaki jalan berwarna kemerahan, udang berenang tidak terarah dan ke tepi, warna tubuh kemerahan dan vi ekor berwarna kemerahan. Hasil parameter kualitas air yang terdiri dari suhu, pH, oksigen terlarut (DO) dan salinitas menunjukkan hasil yang secara umum normal atau baik. Untuk hasil kelulushidupan udang vaname tertinggi pada perlakuan kontrol (tanpa injeksi virus WSSV) yaitu sebesar 100% dan terendah pada perlakuan C (konsentrasi 104) yaitu sebesar 0%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa infeksi virus WSSV pada udang vaname (Litopenaeus vannamei) dengan konsentrasi yang berbeda rata-rata mengakibatkan kerusakan pada organ hepatopankreas yaitu hipertropi inti sel dan vakuola